Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 3 ~ by2206am

Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 3 ~ by2206am


Flashback 9 tahun yang lalu
Ms.Ma di temani Jang Cheol Min duduk dihadapan Det.Han untuk dimintai keterangan sebagai saksi terhadap kasus pembunuhan Min Seo, sementara Mi Hee berdiri menyudut menyaksikan mereka sambil membuka – buka lembaran berkas yang tengah ia pegang. 


Ms.Ma  terus menunduk mengusap air mata, sementara det.Han hanya memandang sekilas sebelum

akhirnya ia menyodorkan sketsa wajah seorang wanita dengan rambut lurus panjang terurai, “Apa ini orang yang anda lihat di Gunung Yongam tadi malam ? ”. Ms.Ma seperti kehilangan suara, ia hanya mengangguk lemah mengiyakan.




Det.Han : “Tertulis dia (wanita di sketsa) melihat tersangkanya. Benar, bukan ?”, pertanyaan itu lagi – lagi hanya di jawab dengan anggukan.
Det.Han menatap tajam, meragukan penuturannya, “Bagiku dia tidak tampak seperti manusia, tapi hantu !”.
Pak Jang tentu saja marah mendengar istrinya diremehkan, “Berarti menurutmu istriku berkhayal ?!!”.

Det.Han : “Coba pikirkan. Ini bukan era Dinasti Joseon. Ini daerah kosong, jika dia melihat wanita berpakaian seperti ini..”


Emosi pak Jang sontak meledak. Mi Hee semakin memperkeruh keadaan, ia melangkah menghampiri meja introgasi dan menunjukkan berkas yang sedari tadi di baca, “Bagaimana kami bisa menemukan hantu ?”
“Rambut yang ditemukan di wajah putri kalian dan di batu ini terbukti adalah rambut anda, serta noda darah di bagasi anda adalah darah puteri anda”,


Mi Hee lanjut mencerca tanpa memberikan kesempatan pada Ms.Ma untuk menyuarakan pikiran, “Kenapa ?”
“Puteri kalian ingin tinggal bersama ayahnya dan anda tidak bisa terima ?”
“Selama ini anda mendapatkan semua keinginan anda”
“Karena orang tua anda kaya raya, anda bisa melakukan apapun yang anda mau”
“Anda meninggalkan suami anda karena ingin melakukannya, tapi puteri kalian tidak mau tinggal bersama anda”
“Maka ini kali pertama semuanya tidak berjalan sesuai kehendak anda”, tutupnya sambil mencengram keras lengan kiri Ms.Ma.
Ms.Ma menampik tangan Mi Hee dan tak kalah emosi, “Apa maksudmu ?”
 “Itulah sebabnya anda memukuli dia, lihat”, tuduh Mi Hee sambil menunjukkan foto luka kekerasan di sekujur tubuh Min Seo.


Dengan jujur Ms.Ma mengakui hal itu, “Iya benar, aku pernah memukulnya karena ingin mempertahankan dia, aku juga harus berjuang bersamanya, tapi...”, jabarnya dengan suara bergetar tetapi Mi Hee tidak mau tahu dan makin memojokkannya, “Tapii,, anda membunuhnya karena dia tidak mau menurut, karena tidak bisa memiliki dia anda tidak bisa membiarkan orang lain memilikinya, maka anda memukulnya dengan batu dan membunuhnya”.




Ms.Ma berteriak histeris menyangkal tuduhan, karena memang ia tak pernah melakukan perbuatan keji dengan menghancurkan wajah Min Seo, anaknya sendiri,  menggunakan bongkahan batu. Ms.Ma juga menjelaskan bahwa sketsa wanita itu nyata, dia bukan hantu ataupun khayalan fantasi, namun tak ada yang percaya, ia malah dijadikan tersangka utama.



Flashback End
“Dia kabur dari tahanan untuk menangkap hantu itu”, beritahu det.Han dengan menopang kepala ke kaca mobil. Det.Cheon yang mengemudi langsung menyodorkan ponsel yang tengah membuka artikel ‘Tahanan yang Kabur ke Tiongkok’, “Lalu ini apa ? Dia kabur ke Tiongkok pak. Polisi menyerah setelah meminta bantuan polisi Tiongkok”, balasnya mantap.
Det.Han berasumsi bahwa Ms.Ma masih berada di Korea dan kabar itu sengaja dibuat untuk menyingkirkan para polisi sehingga ia dengan leluasa bisa mencari pembunuh Min Seo. 



Det.Cheon : “Astaga baiklah. Anggap saja dia kabur dari penjara untuk menangkap hantu. Tapi itu pada tahun 2009, saat dia dipenjara karena putrinya sendiri. Sekarang tahun 2018, jika tidak melakukan apa pun selama sembilan tahun terakhir kenapa dia mendadak ingin menangkap hantu itu lagi?”
Det.Han : “Karena sebuah film yang pernah kita tunjukkan kepadanya”, jawabnya pelan




Flashback
Keraguan mulai memasuki pikiran det.Han setelah menonton film Shaman di rumah makan. Keesokan harinya ia pergi bersama det.Cheon guna mempertontonkan film itu dihadapan Ms.Ma. Ketika wajah Seo Soo Jung tampak jelas di layar laptop, det.Han segera mempause adegan tersebut, “Hantu yang anda lihat, apakah dia orangnya?”, tanya det.Han. Ms.Ma diam menatap Soo Jung tanpa berkedip meskipun det.Cheon menggerak-gerakkan tangan di depan matanya.


Det.Han : “Jika waktu itu aktris ini ada di sekitar TKP, ada kemungkinan dia bertemu dengan anda. Mereka syuting film itu di dekat Gunung Yongam. Tapi saat syuting pertama film ini, anda berada di lapas. Syuting mereka dimulai sebulan setelah anda di penjara.”, sentaknya tetapi masih belum mendapat jawaban.

Narasi det.Han, “Dia tidak bisa mempercayai dirinya sebelum melihat film itu”
“Dia berpikir mungkin dia melihat khayalan”


Ms.Ma akhirnya dibawa perawat menuju kamar tidur, ia kembali mengingat pertemuannya dengan seorang wanita saat tengah mencari Min Seo di hutan, namun wanita itu bukanlah Seo Soo Jung seperti yang dimaksud det.Han.

“Tapi dia tersadar setelah melihat film itu”
“Serta mungkin dia berfikir, bahwa dia tidak gila”



“Dimana kamu melihat dia ?”, tanya Ms.Ma
Wanita itu menjawab dengan suara terpotong – potong, “di dekat waduk”.
Ms.Ma lanjut bertanya dengan suara bergetar, “Bagaimana dengan anak itu, apa anak itu selamat ?”
Namun sayang, sang wanita misterius hanya bisa meminta maaf karena tidak terlalu yakin akan hal itu.

 “Bahwa dia jelas melihat hantu yang melihat pembunuhnya”



Flashback End
“Benar, aku hantu itu”, jawab Soo Jung yang kini telah berhadapan dengan det.Han dan det.Cheon di sebuah restoran.
 Soo Jung kembali memberi penjelasan dengan gayanya yang anggun,“Aku bukan hantu sungguhan, tapi hanya berakting sebagai dukun. Dukun yang punya banyak dendam”.


Melihat det.Cheon mengedipkan mata berulang kali, berusaha menguatkan keimanan karena baju seksi yang dikenakannya, Soo Jung tersenyum dan malah semakin menggodanya, “Itu film pertama dan terakhir yang kubintangi. Karena mengalami kegagalan besar, film itu membantuku berhenti di luar keinginanku”. Det.Cheon berusaha menenangkan pikiran dengan menenggak minuman sementara det.Han hanya melirik sinis melihat tingkah sang rekan.



Det.Han menyodorkan foto Ms.Ma, Soo Jung menambahkan dua bulatan membentuk kaca mata di foto itu, “aa.. dia penulis”.
Det.Cheon : “Penulis”, tanyanya terkejut.
Soo Jung mengangguk membenarkan, “Iya dia mendatangiku sebulan yang lalu. Atau mungkin lebih.. dia datang karena cerita fiksi yang sedang dia tulis”.
Det.Cheon protes karena Soo Jung tidak segera melapor ke polisi, “Dia kabur dari penjara. Anda tidak menonton TV ?”
Soo Jung : “Iya memang aku tidak pernah menonton TV”



Dengan raut serius det.Han mengatakan jika wanita itu ditangkap usai membunuh putrinya sembilan tahun yang lalu di gunung Yongsam, lalu ia lanjut memaparkan sambil menunjukkan DVD, “Saat itu anda syuting film ini. Anda ingat kasus itu ?”
Penasaran, Soo Jung pun bertanya “Sepertinya aku mengingat sesuatu. Lantas kenapa dia mencariku ?”.
Det.Han memberitahukan alasannya, “Itu karena dia mengaku bertemu dengan anda di hari insiden itu. Dia melihat anda saat anda berdandan seperti hantu untuk film ini. Dahulu, dia menyatakan anda melihat pembunuhnya. Apakah itu benar ?”.
Soo Jung menyangkal.
Det.Han : “Apa yang ditanyakan Ms.Ma saat menemuimu ?”
Soo Jung : “Dia membahas sembarang hal, lalu pergi”.



Det.Han menyodorkan sketsa wanita hantu, “Apa anda mengenal wanita ini ?”
Det.Cheon : “Dia mengaku melihat hantu yang memakai pakaian berkabung ini”
Mulanya Soo Jung terkejut, lalu ia tersenyum menyeringai menatap sketsa yang kini ia pegang, “Entahlah.Kostum itu mirip kostumku, tapi itu sepertinya bukan aku”, jawabnya sambil terus tersenyum, tampak jika ia menyembunyikan sesuatu.




Diluar det.Cheon bilang akan menghubungi Kepolisian Seobu terkait masalah ini, selain itu ia juga menyatakan kebersediaannya membantu det.Han untuk menangkap Ms.Ma karena mengkhawatirkan kondisi det.Han yang kini masih dalam masa penangguhan.
Det.Han berhenti berjalan, ia kembali melihat foto sketsa wanita hantu, “Pertama, aku harus mencari tah siapa wanita itu”, ucapnya mantap
Det.Cheon : “Soo Jung juga tidak tahu”
Det.Han : “Tidak, Seo Soo Jung tahu wanita ini”



Benar saja, beberapa saat setelah kepergian det.Han dan det.Cheon, Soo Jung langsung menelpon seseorang sambil tersenyum menang, “Iya, mereka tahu yang dia lihat di hari pembunuhan itu. Serta beritahu CEO bahwa aku selalu siap untuk kembali berakting”. Namun naas, senyuman bahagia itu tak berlangsung lama karena sedari tadi det.Han ada di belakang mencuri dengar segala perkataannya.



Segeralah det.Han megeluarkan kalimat ancaman, “Aku akan memeriksa riwayat penggilannya mencari tahu siapa yang kau hubungi lalu melacaknya, serta aku aka mengumumkan kau tidak mau bekerjasama dalam menangkap buronan karena ingin tampil kembali”.
Kata-kata itu sukses membuat Soo Jung diam tak berkutik. Dengan berat hati Soo Jung memberi tahu siapa wanita hantu di sketsa, “Dia aktris asli di film Shaman. Pemeran tokoh utama sebelum aku. Dia syuting sebulan sebelum insiden itu terjadi. Dahulu dia cukup terkenal. Namanya Lee Jung Hee”.





Terlihat foto Lee Jung Hee tertempel bersama artikel penting serta foto – foto lainnya di sebuah dinding rumah, sementara Ms.Ma sibuk menggunting foto yang baru saja keluar dari mesin pencetak. Ms.Ma ternyata selangkah lebih maju di depan det.Han dalam melakukan penyelidikan guna menemukan pembunuh sang anak.


Telpon berbunyi. Itu  panggilan dari agensi detektif yang memberitahukan kegagalannya menemukan keberadaan Lee Jung Hee, detektif di seberang telepon menyarankan untuk menghubungi polisi namun Ms.Ma menolak tegas, “Lupakan saja, terima kasih”.


Ms.Ma kembali menatap dinding penuh foto yang sebagian besar merupakan penduduk desa Pelangi, desa tempatnya kini berada.



Adegan berlanjut ke dua ajumma yang berjalan di jalanan desa, dimana sebelumnya Ny.Hong menceritakan segala keluh kesah terkait masalah kartu kreditnya yang hilang dan ia juga memberitahu Ny.Park  kalau beberapa kali Ms.Ma pergi keperpustakaan untuk menanyakan alamat salah satu anggota perpustakaan desa.
Ny.Park : “Lantas siapa yang dicari oleh Ms.Ma ?”
Ny.Hong : “Sepertinya seorang aktris”
Ny.Park terkejut menyadari kalau selama ini ada aktris yang menjadi anggota perpustakaan dan tinggal di lingkungan yang sama dengannya.
Ny.Hong : “Kurasa begitu”



Karena penasaran, Ny.Park merayu Ny.Hong, “Kalau begitu, bisakah kamu memeriksanya ?”
Ny.Hong tentu saja menolak dengan nada akrab, “Aaa Unniiii,, Meskipun aktris atau apalah, kamu akan dipenjara karena kebocoran informasi pribadi”.
Ny.Park : “Kebocoran informasi ?. Aku sudah tahu informasi keanggotaan itu kacau”, balasnya dengan cengiran kecut karena sebal tak mendapatkan yang diinginkan, Ny.Park melenggang jalan duluan meninggalkan Ny.Hong yang langsung menyusulnya.




Ms.Ma merajut sambil mencuri dengar obrolan penjaga Perpustakaan
Ajumma : “Aku ibunya Bo Ram”
Petugas : “Baiklah, kami sedang mengatur ulang daftar anggota kami, aku akan memprosesnya jika anda mengisi ini dengan nama asli anda”
Ajumma : “Bolehkah aku melakukan ini nanti saja, sudah saatnya Bo Ram pulang”
Petugas : “Tentu boleh saja, sampai jumpa”


Ny.Park sedari tadi berdiri menyibak-nyibak kumpulan buku di rak, setelah menemukan yang diinginkan, ia menghampiri Ms.Ma untuk meminta bantuan menemukan kartu kredit Ny.Hong.





Ko Mal Goo, pria bertubuh besar yang dicurigai sebagai pencuri kartu kredit kini tengah memegangi leher Ahn Seung Tae sampai tubuhnya terangkat, melayang di udara. Sebagai seorang rentenir, ia kesal karena Seung Tae tak segera melunasi hutang, beberapa kacung setia datang menyelamatkan boss yang tercekik kesakitan. Namun sayang, kursi kayu yang dihantamkan ke kaki Mal Goo malah hancur berkeping-keping. Pertarungan tak terelakkan, dalam hitungan detik Mal Koo mampu melumpuhkan mereka semua. 



Ahn Seung Tae kabur, tetapi saat hendak menyalakan mesin mobil, Mal Goo menghampiri dan langsung memecah kaca mobil dengan kepalan  tangan.

Seung Tae lantas memohon ampun meminta keringanan dan berjanji akan membayarnya besok. Mal Goo menurut, namun sebelum pergi, ia menggores kap mobil menggunakan kunci. Seung Tae frustasi menatap tulisan, “BESOK”, terukir di mobil sang istri.



Bae Hee Ja, menjerit menyadari mobilnya dirusak, ia sudah siap menghubungi polisi, namun dihentikan Seung Tae, “Hentikan wanita, kamu ingin melihatku dipenjara juga ?”. Hee Ja menumpahkan kejengkelan dengan memukuli sang suami, “Dasar kau PEMBUAT ONAR, bisakah kau berhenti judi ?”


Ms.Ma duduk manis di ruang tamu kediaman Ny.Hong, sementara nyonya rumah meracik minuman sambil sesekali melirik.




Ms.Ma merajut sembari mengamati  foto – foto yang berjajar di ruang tamu bak seorang profiler, “Anakmu sepertinya sangat akrab dengan ayahnya”, tanyanya pada Ny.Hong yang tanpa ragu langsung mengiyakan.







Ny.Hong : “Cepatlah katakan siapa orangnya jika bukan Ko Mal Goo!”
Sebelum menjawab Ms.Ma mengajukan permintaan, “Jangan marah, itulah permintaanku”. Ny.Hong menyanggupi hal itu dan kembali menanyakan siapa pelakunya.
Setelah menganalisis lebih lanjut Ms.Ma berkata, “Soal wanita simpanan suamimu...”
Ucapannya terpotong karena keterkejutan Ny.Park yang sedari tadi ikut mendengarkan, “Apa maksudmu jangan bercanda bu Ma..”
Ms.Ma : “Wanita yang dipacari oleh suaminya...”
Ny.Hong marah mendengarnya, “Ada apa denganmu ?!”
Ms.Ma dengan tetap tenang memberitahu bahwa pencuri kartu kredit itu adalah Mi Young anak Ny.Hong. Hal itu semakin membuat Ny.Hong naik darah karena ia tahu bahwa putrinya adalah anak yang baik.

Ms.Ma memaparkan pendapatnya, “Ayah yang disayanginya berselingkuh. Jadi dia berulah.




Flashback
Ms.Ma bertemu dengan Mi Young yang sedang bersolek di dalam kamar mandi. Ia melirik semua make up Mi Young yang berceceran di depan cermin, Ms.Ma tahu bahwa semua benda itu tidaklah murah.




Flashback End
Ms.Ma kembali mengingatkan, “Jangan salahkan yang tidak bersalah dan batalkan laporan polisi itu”. Tetapi Ny.Hong menolak.
Ms.Ma : “Perubahan telah terjadi. Perubahan keinginan”, jelasnya
Ny.Hong meledak mendengarnya, “Keinginan? Ini sulit dipercaya. Dia sering berada di perpustakaan sekolah. Memakai riasan dan minum – minum adalah keinginannya ? Jangan melantur. Mi Young tidak mencurinya. Dia putriku. Aku sangat mengenalinya”
Ms.Ma kembali menegaskan, “Bu Hong, pandanglah dia sebagai manusia bukan putrimu. Manusia yang akan melakukan apa pun untuk memenuhi keinginannya”


Ny.Park dan Ms.Ma kini berdiri di halaman rumah setelah diusir Ny.Hong yang masih syok, belum bisa menerima kenyataan tentang peringai buruk sang suami yang tega menyelingkuhinya.
Ny.Park sambil mengetuk-ngetuk pintu berujar, “Bu Hong, tenanglah”
Dengan percaya diri Ms.Ma meminta Ny.Park agar tidak terlalu khawatir karena besok Ny.Hong akan mengajak mereka bertemu.



Melihat sahabatnya yang terpuruk, Ny.Park melampiaskan kemarahan ke Ms.Ma : “Bu Ma, ‘Kurasa Mi Young mencuri kartu kreditmu’ ‘Tanyai dia sepulang sekolah’, kamu bisa saja mengatakan itu. Kenapa kamu masuk ke kehidupan pribadinya ?”
Ms.Ma : “ada sebab yang membawa akibat”
Ny.Park terus saja marah, “Astaga, aku memahami kekonyolanmu, tapi kamu membantahku seakan – akan kamu paling hebat. Jika ingin tinggal disini kamu harus menjaga sikapmu. Kamu pikir bisa bertahan disini jika tidak memahami peraturannya ? Kamu pikir orang – orang disini sama sekali tidak berselingkuh ? Ketahuilah kapan harus berhenti”.


Ms.Ma sedari tadi hanya menyimak menerima semua amukan itu lalu tersenyum kecut seiring langkah Ny.Park yang menjauh pergi.




Mal Goo sibuk berkebun, ketika melihat kupu – kupu hinggap di bunga ia tersenyum memandangi lalu memotretnya. Terdengar suara Polisi Jo, “Kamu harus ikut dengan kami karena ada laporan terjadi insiden”. 


Mal Goo menatapnya tajam sambil mengacungkan celurit. Polisi Jo ketakutan sementara Do Hwan lari terbirit – birit. Ternyata Mal Goo hanya ingin meletakkan benda tajam itu. Setelah menyimpan semua peralatan merumput di dalam rumah, Mal Goo kembali menemui Polisi Jo dan tanpa perlawanan ia berjalan santai menuju kantor polisi.




Sesampai disana, Mal Goo duduk diam hanya mendengarkan ceramah Polisi Jo, “Di saat masa penugasanku, aku bertarung melawan 100 penjahat di Gangnam. Kamu tahu siapa yang memaksa Jang Il Goo, ketua Geng Il Goo untuk pensiun ? Akulah orangnya. Jo Chang Gil. Saat melompat ke langit aku tidak mendarat kembali sebelum lima anak buah mereka pingsan. Jadi, jawablah pertanyaanku!”, pamernya sambil mempraktekkan gaya melompat.

“Kemarin kamu bertemu dengan bu Hong di perpustakaan ? Apa yang kamu lakukan saat dia pergi ?”, tanya Polisi Jo menuduh.




Mal Goo mengepalkan kedua tangannya, terlihat seakan ingin memukul seseorang, ia lanjut berdiri memberikan tatapan tajam, membuat Polisi Jo mundur ketakutan, namun Mal Goo malah bertanya dengan sopan, “DIMANA TOILETNYA ?”





Selang beberapa waktu Mal Goo dibebaskan dengan alasan kurangnya bukti. Di depan ia bertemu Ms.Ma yang mengenakan topi golf dan terus memandangnya, tetapi Mal Goo acuh lanjut berjalan.

Bersambung...


nb : untuk para readers, sebelumnya saya meminta maaf jika tulisan berbelit - belit sehingga kurang memuaskan. Mulai episode 5, dipastikan akan ada perubahan gaya penulisan. sinopsis akan ditulis lebih ringkas tetapi tidak mengurangi banyaknya gambar.