Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 7 ~ by2206am
Keesokan harinya Ny Park ditemukan tak bernyawa di atas tempat tidur dengan mulut mengeluarkan darah. Ms Ma menangis memikirkan nasib Woo Joon tepat di depan garis polisi yang telah terpasang.
Sementara di TKP, polisi menemukan surat itu lagi. Surat tanpa nama yang juga tergeletak bersama mayat Joo Young.
“Aku tahu putramu bukan putranya Choi Man Sik”
Narasi Ms Ma mengiringi mayat Ny Park yang mulai tertutup kain.
“Ya benar. Akan ada pembunuhan lain”
“Korbannya mungkin seseorang yang telah diincar sang pembunuh sejak awal”
Pengacara Choi menenangkan nona Yeom yang tak kuasa menahan tangis melihat mayat sang majikan tergeletak di atas tandu.
Botol herbisida kosong ditemukan di lantai kamar. Polisi Jo menanyakan jam kedatangan Bok Soon pagi ini.
“Aku biasa berangkat kerja sebelum makan siang, tapi kukatakan kepadanya aku akan telat sebab ada urusan”
“Karena sudah terlambat, aku mampir beli bahan makanan sebelum kemari”, jelas Bok Soon yang juga tak kalah sedih.
Polisi Jo menunjukkan isi surat pada Choi Man Sik yang baru saja masuk.
Dia menyangkal keras pesan yang tertulis, “Orang – orang menjadi agak curiga karena Woo Joon lahir saat kami sudah tua. Sulit baginya menanggungnya dengan depresi pasca melahirkan, tapi Woo Joon jelas putra kami”
Tak sengaja Do Hwan melongok ke bawah ranjang dan menemukan secarik kertas bunuh diri yang menyebabkan Pengacara Choi kehilangan keseimbangan tubuh sesaat usai membacanya.
“Kamu mengenali tulisan ini ?”, tanya polisi Jo
“Ya, itu tulisan tangan istriku”, jawabnya lemah
Para tetangga mulai meninggalkan lokasi kejadian dengan asumsi masing – masing.
“Pengacara Choi bukan ayah Woo Joon ?”, tanya Ny Oh
“Dia berselingkuh dan punya putra bersama orang lain. Andai Woo Joon putra sahnya lalu kenapa dia bunuh diri ?”, simpul Ny Yang
Ms Ma geram mendengar gosip itu. Dia berjalan menerobos ke tengah – tengah, “Aku yakin ada beberapa hal yang dilarang dikatakan di depan rumah mendiang”
“Mungkin kamu tidak tahu soal ini, tapi rumornya tersebar sejak lama”, balas Ny Oh
“Kamu tahu siapa yang lebih buruk daripada pengirim surat itu ? Yaitu orang – orang yang menggosipkannya seakan – akan rumor itu benar !”
Upacara pemakaman Park Jin Sook tengah di gelar, Wo Joon tak hentinya menangis di depan foto mendiang. Ms Ma dan Ny Hong menghampiri mencoba menguatkan.
Di luar ada seorang wanita yang meluapkan emosinya kepada Pengacara Choi
“Kubilang tidak !!”
“Eun Young-aa”
“Jangan membahas itu lagi. Ketidak acuhan ayah tehadapku sudah mempersulit hidupku!!”,
Pengacara Choi meminta putrinya itu untuk mengakui Woo Joon sebagai adik, namun tangannya di tepis dan Eun Young pergi begitu saja.
Ms Ma kebingungan melihat pertengkaran barusan. Ny Hong mengatakan jika wanita tadi adalah putri sulung Pengacara Choi, “Selama ini dia tinggal di Amerika dan ayahnya tidak mengakuinya setelah dia menikahi pria yang tidak direstui ayahnya”
Ny Hong lanjut memberitahu jika surat ancaman di TKP tidak di kirim via pos menurut penuturan Bok Soon. Ms Ma tampak terkejut.
Ms Ma sudah ada di ruang informasi bersama Eun Ji , ia menatap foto Joo Bok Soon dan Yeom Eun Hye. Berusaha menerka – nerka fakta apa yang sebenarnya masih tersembunyi.
“Bagaimana jika surat itu tidak di kirim via pos ?”
“Artinya ada orang di keluarga itu yang menaruhnya di sana ?”, tanya Eun Ji
“Aku juga takut. Bagaimana nasib Woo Joon jika pelakunya salah satu dari mereka”, ucap Ms.Ma
Eun Ji menyodorkan foto di HP menyuruh Ms Ma membaca surat bunuh diri Ny Park, “Bu Park menulis ini ?”
“Suaminya memastikan”, jawab Eun Ji
“Pengacara Choi ?”, tanya Ms Ma kaget.
Eun Ji protes menyuruh Ms Ma berhenti mencampuri urusan orang lain.
“Aku juga ingin seperti itu, tapi yang meninggal ibunya Woo Joon”
“Benar aku mengerti. Tapi ingatlah ini. Bukan hanya Lee Jung Hee yang mengincarmu ada Han Tae Kyu juga. Jangan lupa”, balas Eun Ji yang langsung keluar menahan emosi.
Det.Han menemui kepala meminta diizinkan melakukan tes sidik jari. Kepala melarang keras “Apa kau ingin dipecat ?”
Det.Han memohon di berikan waktu satu bulan untuk menangkap Ms Ma. Tentu kepala tak mengabulkan dan ia malah menyuruh det.Han segera menemui Mi Hee.
Det.Han menghadap Mi Hee. Di ruangannya itu, Mi Hee membacakan berkas pemecatan det.Han, “Kamu dipecat karena mencuri uang ?”
“Bukan aku pelakunya”
“Aku tahu kamu bukan orang seperti itu. Jadi kenapa kamu dipecat ?”
Det.Han tak menjawab, ia hanya tertawa menyadari kelicikan Mi Hee.
“Saat bertambah tua kita harus belajar hidup. Andai mendengarkan gurumu dan berbohong kamu melakukannya untuk membeli buku pelajaran baru, kamu hanya akan diskors dan sudah lulus”
“Dengan kemampuanmu kamu pasti sudah menjadi kepala kantor polisi”, beritahu Mi Hee
Meski marah tapi det.Han tetap menanggapi dengan tenang. Ia berkata jika insiden ini telah mengajarkannya bagaimana rasanya dituduh.
Mi Hee menggumpat karena det.Han menyela ucapannya. det.Han menyampaikan keinginannya untuk menyelidiki ulang kasus 9 tahun lalu agar ia bisa menebus kesalahan karena telah memenjarakan orang tak bersalah sambil menyerahkan namtag dan surat pengunduran dirinya.
Det.Han lebih memilih mengundurkan diri dari pada dipecat dengan tidak hormat. Mi Hee malah melayangkan namtag membuat pelipis det.Han berdarah.
Di perpustakaan Ms Ma berulang kali menggelengkan kepala menyimak obrolan dua ajumma penggosip di belakangnya. Ny. Oh memberitahu Ny Yang jika nona Yeom bersikap seperti istri pengacara Choi.
“Astaga, maka rumor itu benar ?”
“Rumor apa ?”, tanya Ny Oh tanpa mengetahui orang yang dibicarakan ada di ruangan yang sama.
“Wanita itu ingin memulai hidup bersama pengacara Choi, maka dia membunuh...”, jelas Ny Yang tak dilanjutkan karena baru menyadari kehadiran nona Yeom.
Ms Ma menyuruhnya tak menghiraukan mereka. Nona Yeom menangis karena banyak orang yang menuduhnya sebagai pembunuh sembari menyerahkan secarik kertas.
Ms Ma mulai membuka dan membaca isinya, “Kamu wanita hina yang melakukan pembunuhan untuk menguasai pengacara Choi”.
Namun surat itu nampak mencurigakan karena tidak menyerupai surat – surat anonimus yang meneror sebagaian besar penduduk desa.
Eun Ji mendatangi Ms Ma yang sudah kembali dan kini tengah merajut sambil memikirkan kasus Ny Park. Ia memberikan surat kepolisian Seobu,“Kamu diminta untuk bersaksi, tapi mereka bilang kamu tidak perlu bersaksi”
Dari balik jendela Ms Ma mengintip dua polisi desa yang sedang menunggu di depan rumah, nampaknya Ms Ma masih memiliki trauma, teringat bagaimana dulu ia dibawa mobil polisi sebagai kambing hitam kematian sang anak.
Eun Ji yang tahu kekhawatirannya kembali mengingatkan jika panggilan itu tidak wajib.
“Aku harus pergi karena Woo Joon”
“Kenapa dia penting ?”
“Bagaimana jika pembunuhnya salah satu di keluarganya ? Aku tidak bisa membiarkannya tinggal bersama pembunuh”, tutur Ms Ma
Lantas Eun Ji menanyakan siapa pembunuhnya tapi Ms Ma masih merahasiakan karena tidak ingin dugaannya benar.
Polisi Jo membukakan pintu mobil sementara Ms Ma mencengkram kuat tas tangan untuk menyembunyikan kegelisahannya.
Jung Hee lagi – lagi ada di sana, ia memperhatikan Ms Ma yang mulai menjauh menaiki mobil polisi.
‘Kantor Polisi Seobu, Ilsan’
Saat baru tiba Ms Ma merasa ada seseorang yang bersembunyi mengawasinya tapi ia tak terlalu ambil pusing karena polisi Jo memanggil menyuruh segera masuk.
Ms Ma menunggu di lobi sambil memandangi poster daftar buronan yang memampang wajahnya. Do Hwan datang memberinya kopi sembari menanyakan film kesukaan Eun Ji, “Kami akan menonton film di akhir pekan tapi aku tidak tahu selera filmnya”.
Pertanyaan belum sempat dijawab karena polisi Jo menyuruh mereka masuk ruang introgasi.
Setelah semua orang pergi diam – diam det.Han mengambil wadah cup kopi bekas minuman Ms Ma.
Inspektur Park Jae Hang mendekati Ms Ma, berusaha mengamati wajahnya lebih jelas. Ia masih mencurigainya sebagai buronan yang kabur, “Dia memang mirip dengannya”
“Bukan hanya mirip dengannya tapi tampak sama persis”, jawab polisi Jo
“Kupikir kamu sudah memeriksanya”
“Aku belum memeriksa sidik jarinya”
“Aku ingin memeriksanya tapi kita tidak bisa mengambil sidik jari dari saksi”, ucap Inspektur Park menghela nafas.
“Kita bisa menjadikan dia tersangka”, usul polisi Jo.
Ms Ma mengatakan pada detektif di depannya agar menanyai Mi Hyun terkait kematian Heo Joo Young.
“Baiklah kami akan memeriksanya”
“Begitu tahu bahwa Heo dibunuh, kamu harus menyelidiki ulang kasus yang dianggap bunuh diri”, usul Ms Ma
“Maksudmu kasus istri pak Choi ?”
“Kudengar surat ancaman itu tidak dikirim melalui pos. Kamu bisa menemukan petunjuk jika memulai dari sana”, jelas Ms Ma.
Detektif mengatakan akan menemui Mi Hyun terlebih dahulu. Inspektur Park menelpon detektif itu menyuruhnya agar menjadikan Ms Ma sebagai tersangka kasus penyelinapan rumah Joo Young.
“Ada orang yang gantung diri, aku harus bertindak”, marah Ms Ma
“Berikan alasanmu nanti bu Ma Ji Won. Sekarang kamu diselidiki sebagai tersangka. Kamu boleh memilih untuk tetap diam”, jelas detektif
Proses introgasi terpaksa dihentikan, karena para polisi harus bergegas menuju TKP terbunuhnya pembantu kediaman rumah Choi.
TKP sudah dipenuhi krumunan orang. Mayat Jo Book Soon tergeletak di tanah perkebunan dengan luka perut akibat tusukan.
Polisi Jo menyangsikan lingkungan kerjanya yang kini menjadi sarang kejahatan.
Polisi Jo menemukan kartu nama Mal Goo di genggaman tangan Bok Soon, “Tunggu, Minggir ! Jackpot..”
Para polisi akhirnya mendatangi rumah Mal Goo sambil menanyakan kepemilikan barang bukti yang tengah dijinjing polisi Jo.
“Kenapa ? Mau mendapatkan kembali uangmu dari sekarang ?”, jawab Mal Goo terdengar santai
“Berani sekali kamu bicara seperti itu!”, protes polisi Jo
“Kamu tahu apa ini ? Aku harus menggeledah rumahmu”, ucap salah seorang polisi sambil menyodorkan surat izin penggeledahan.
“Kalian tidak boleh masuk!”
“Jika ada yang mau dikatakan, katakan saja disini !”, marah Mal Goo
Meski tidak mendapatkan izin mereka tetap menggeledah. inspektur Park tak sengaja membuka pintu tempak kakek yang dirawat Mal Goo tengah berbaring. Ia menatap lama karena terkejut, menyadari siapa kakek itu.
Inspektur Park jalan berjinjit berusaha tak mengeluarkan suara. Ia segera menghampiri dan memarahi polisi Jo yang ceroboh dan berulang kali menjatuhkan barang dengan nada sepelan mungkin, “Bisakah kamu keluarr!!??”, usirnya
“Maksudmu haruskah kita melakukan ini padahal sudah ada surat izin ?”
“Aku akan memberitahumu nanti bisakah kamu keluar ? Astaga !!”
Seorang polisi memanggil Inspektur Park setelah menemukan pisau terbungkus kain berdarah di almari dapur.
Mal Goo bingung, ia sadar salah satu pisau dapurnya menghilang.
Proses penggeledahan selesai, polisi Jo dan Inspektur Park menunggu Mal Goo di depan rumah, “Hei bagaimana jika dia kabur ? Kenapa kamu menunggunya disini ?”
“Dia tidak akan kabur. Jangan cemas”, jawab Inspektur Park yakin
“Kamu terdengar sangat santai padahal ada pembunuh di depanmu”
“Apa kamu mengenal Jang Il Goo ?”
“Jang Il Goo dari Geng Il Goo ? Tentu saja, aku membuatnya berhenti..”, jelas polisi Jo
Inspektur Park menertawai omong kosongnya, “Kalau begitu kamu mau menemuinya di dalam ?”
Polisi Jo diam tertegun, Inspektur Park mengiyakan, “Iya, pria tua yang tidur disana adalah Jang Il Goo yang sama. Penjahat romantis terakhir di tanah Joseon, Boss Geng Il Goo, JANG IL GOO”
Di dalam ternyata Mal Goo sedang berpamitan. Kakek Jang tidak percaya jika Mal Goo berani menghabisi seseorang.
“Akan ku utus orang kemari selagi aku pergi. Kumohon bertahanlah walau akan terasa tidak nyaman”
“Mal Goo~yaa. Ingatlah ini. Penjahat bisa mempertahankan diri jika membalaskan dendamnya”
Esoknya di Perpustakaan, Ms Ma mondar – mandari menelpon Ny Hong yang tak kunjung datang.
“Unni, kudengar Mal Goo membunuh seseorang ?”
“Kita belum tahu”
“Aku sangat takut. Ini sungguh kasus pembunuhan”
“Aku terburu – buru, kemarilah dan tunjukkan catatan perpustakaan”, pinta Ms Ma
“Nanti saja unni, jantungku berdebar dan aku tak bisa melakukan apa pun”, jawab Ny Hong langsung mematikan panggilan.
Eun Ji mendengar percakapan barusan. Ia menawarkan bantuan karena merupakan sukarelawan magang yang akan diresmikan setelah rapat perpustakaan.
“Orang yang tidak bersalah telah ditangkap. Aku tidak bisa lagi membiarkan ini”
Ms Ma meminta dicarikan daftar riwayat peminjam buku Kong Jwi, Pat Jwi.
“Apa alasannya ?”
“Semua dimulai saat pembunuh mengirim surat ancaman itu”
Eun JI fokus menyimak, Ms Ma lanjut menjelaskan, “Surat ancaman itu dibuat dengan potongan huruf dari buku ini”
Flashback
Ms Ma menyobek dan menempel kata ‘pembunuh’ ke buku dongeng Kong Jwi, Pat Jwi yang lembarannya berlubang.
“Keesokan harinya, sang hakim mulai mencari pemilik sepatu itu”
“Kong Jwi memberitahunya tentang yang terjadi”
“Sang hakim mengetahui semua rencana jahat mereka”
Flashback End
Eun Ji mendengus kesal mengetahuinya,”Bahkan si bodoh itu membuat surat dengan buku – buku kami ?”
“Kamu juga mendapat surat itu ?”, selidik Ms Ma
Eun Ji mengiyakan, “Jadi dari mana harus kumulai menelusuri riwayat meminjamannya?”
“Sebulan yang lalu”, perintah Ms Ma
Di ruang rahasia Ms Ma menempelkan kertas warna biru ke foto Joo Bok Soon, Yeom Eun Hye, Choi Man Sik, Park Jin Sook, Bang Mi Young, dan Ko Mal Goo sebagai penanda..... (maaf kurang tahu, kayaknya sih sebagai tanda orang – orang yang pernah terlibat masalah di desa)
Eun Ji masuk menunjukkan surat ancaman miliknya, “Bedebah, mereka menyebutku pel***r”, umpatnya marah
“Aku tahu dari mana mereka memotong huruf di suratku”, lanjut Eun Ji
Eun Ji kemudian ikut menempel kertas merah sebagai tanda peminjam buku Kong Jwi, Pat Jwi di foto Park Jin Sook, Ko Mal Goo, dll (kameranya terlalu cepat merekam jadi wajah orang yang ditunjuk kurang jelaaas.. :D), “Jika melihat siapa peminjam buku yang menulis suratnya dan suratku, kita akan menemukan pelakunya”
“Ada apa dengan Mal Goo oppa ?”, tanya Eun Ji
Ms Ma maju menunjuk foto Ny Park dan Mal Goo lalu mengatakan jika meraka memang mendapat dua tanda kertas tapi tidak bersalah namun disalahkan.
Di ruang introgasi, detektif emosi menghadapi Mal Goo yang terus – menerus bungkam padahal salah satu barang bukti ditemukan di rumahnya.
Polisi Jo berkata jika Mal Goo memang seperti itu, “Tempo hari dia juga diam saat ditahan disini”
Mal Goo berdiri dengan tatapan tajam, “Dimana toiletnya ?”
“Dasar bodoh kamu melakukan itu lagi ?!”, protes polisi Jo
“Jika bukan Ko Mal Goo, pelakunya pasti pria itu, Choi Man Sik”, simpul Eun Ji masih berada di ruang informasi bersama Ms Ma
“Kenapa dia melakukan itu kepada istrinya? Dia juga punya Woo Joon”
“Sudah jelas dia pasti berselingkuh dengan wanita itu. Baiklah. Pria ini ingin hidup bersama wanita ini, jadi dia membunuh istrinya”, jelas Eun Ji sambil menunjuk foto pengacara Choi dan nona Yeom
“Dia pun membunuh Joo Young agar kasus ini ditutup sebagai kasus bunuh diri. Tapi kenapa dia membunuh bibi Bok Soon ?”
Ms Ma membuat kesimpulan jika Bok Soon sadar Ny Park dibunuh.
“Bagaimana ?”, Tanya Eun Ji
“Mungkin dia mendengarku mengatakan bahwa akan ada pembunuhan lain lalu bu Park sungguh tewas dan surat itu tidak dikirim via pos. Dia mencurigai seseorang di rumah itu”, ungkap Ms Ma
“Jadi dia mencurigai Choi Man Sik ?”
“Jika tidak curiga mustahil dia tewas. Sayangnya ada sesuatu yang menghalangi penilaiannya”
“Apa itu ?”, tanya Eun Ji
“Dia menyukai Choi Man Sik”, simpul Ms Ma mantab
Flashback
Ms Ma mendapati Bok Soon yang menaruh mangkuk di meja nona Yeom dengan membanting sebal saat perjamuan makan malam
Narasi Ms Ma, “Disisi lain dia pasti membenci nona Yeom yang menunjukkan ketertarikan kepada Choi Man Sik”
“Itulah sebabnya Bok Soon menulis surat ancaman kepada nona Yeom”
“Saat nona Yeom menunjukkan surat itu pada Choi. Choi Man Sik langsung mengetahui pengirim surat itu. Choi sudah tahu bahwa Bok Soon menyukainya. Itulah sebabnya dia membungkamnya”
“Karena begitu dia membongkarnya, semua akan berubah menjadi kasus pembunuhan”, jabar Ms Ma sementara Eun Ji mengangguk – angguk mengerti.
Bersambung...