Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 9 ~ by2206am

Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 9 ~ by2206am


Flasback
Ms Ma sebagai pimpinan Hankook Tech memutuskan menolak saran direktur perusahaannya untuk bekerjasama dengan Satak Industry, “Kami bisa menyediakan produk kami sesuai kehendak mereka.. ”

“Tapi jika mereka meminta uang suruh saja mereka ke bank”, ucap Ms Ma


Setelah rapat Jang Cheol Min mengejar Ms Ma, memintanya merubah keputusan. Ms Ma tetap teguh pendirian, ia malah menyerahkan surat cerai, “Masa depan perusahaan kita bergantung pada produk kita..”

“Kamu sudah lupa? Itu kemauan ayahku, pendiri perusahaan ini”


“Aku tidak menginginkan suami yang melakukan kekerasan padaku”, jelas Ms Ma. Cheol Min berusaha memohon namun Ms Ma mengacuhkannya. Ia sontak meremas marah surat itu setelah istrinya pergi.



Seorang pengacara menemui Ms Ma membahas masalah hak asuh. Pengacara menunjukkan foto kasus kekerasan Min Seo. Ms Ma tidak menyangkal, “Dia sangat bersikeras ingin tinggal bersama ayahnya, jadi aku menghukumnya..”

“Tapi, itu berbeda dari menampar pipiku karena dia sedang marah”


“Kudengar putrimu sendiri yang melaporkan ke polisi”, tanya pengacara


Ms Ma membenarkan, “Karena dia, polisi ke rumah kami. Situasinya kacau sekali”

 “Bukankah menurutmu dia usil. Kudengar aku dulupun begitu..”

“Aku sering berteriak dan berseru akan melaporkan polisi tiap kali ayahku mencoba memukulku dengan tongkat”


Pengacara menasehati Ms Ma yang menjelaskan sambil tertawa karena jika Cheol Min membawa masalah ini, dia bisa kehilangan hak asuh anaknya.

“Beritahu dia akan kuberikan alimentasi sebanyak yang dia mau”, balas Ms Ma

“Bukan itu masalahnya..”

“Min Seo bilang dia ingin tinggal dengan ayahnya..”. Pengacara menambahkan jika pengadilan sangat mempertimbangkan opini anak.



Ms Ma tidak mau dengar, ia menyuruh pengacara menyampaikan pada Cheol Min jika dia terus meminta hak asuh, Ms Ma akan menyerahkan bukti penggelapan dan kelalaian kerja sang suami pada polisi, “Perusahaanku, rumahku, dan segala hal mulai dari yang kupakai dan kumakan semuanya pemberian orang tuaku..”

“Tapi Min Seo lah satu –satunya yang kumiliki sedari awal..”

“Dia putri yang kulahirkan dan kubesarkan”


“Jadi aku takkan membiarkan siapa pun yang mencoba merampasnya dariku”, ucap Ms Ma terdengar tulus.



06:00 p.m
Min Seo pulang tapi belum ada yang menjemput. Salah seorang guru bersedia menemaninya sampai ada yang datang, tapi guru lain dari jendela mengatakan ada telpon penting, membuat Min Seo harus menunggu sendiri.


Guru mengangkat telpon tapi tak ada yang menjawab, sementara di luar tampak mobil dengan bandul foto Min Seo mendekati Min Seo, “Ayah Min Seo sudah datang ?”, tanya guru itu.

“Bukankah itu mobil ibunya ?”, beritahu guru wanita yang sedari tadi mengawasi dari jendela.


Min Seo akhirnya dibawa pergi oleh mobil berplatkan 43bo4096. Kedua gurunya pun tak menaruh curiga.


09:20 p.m
Ms Ma bergegas ke rumah mencari - cari Min Seo setelah mendapat telpon yang mengancam akan membunuh Min Seo jika berani memberitahu polisi. Namun ia hanya mendapati Cheol Min duduk menunduk, “Kamu yang melakukan ini ?”


“Katakan ! Dimana Min Seo ? Dia diculik ?”, tuduh Ms Ma sambil memukuli lengan suaminya. Mereka tampak frustasi. Telpon rumah berbunyi, Ms Ma mengangkatnya, ia bisa mendengar suara Min Seo yang ketakutan.

Penculik yang telah menyamarkan suara meminta uang tunai satu juta dolar, “Jika masih mau melihatnya, bawa uang itu ke Pemakaman Nasional pukul 23.00”


Ms Ma yang kalut langsung memasukkan sejumlah uang ke dalam koper tanpa berpikir panjang, Cheol Min berusaha menghentikan dan menyarankan menelpon polisi. Ms Ma menolak, ia akan melapor polisi jika Min Seo sudah kembali.


“Sayang semua ini salahku, seharusnya tadi aku menjemputnya..”

“Dia akan baik – baik saja bukan ?”, tanya Cheol Min sambil menangis.

“Kita harus fokus sekarang. Kita harus melupakan segalanya..”

“Dan hanya memikirkan Min Seo. Mengerti ?”, balas Ms Ma berusaha saling menguatkan


09:50 p.m
Ms Ma menyeret koper dan memasukkan ke dalam mobil tanpa menyadari ada keanehan pada posisi mobilnya.


11:00 p.m
Penculik menepon mengabarkan perubahan lokasi pertemuan di Waduk Yongam saat tengah malam padahal Ms Ma sudah tiba di pemakaman.


11:30 p.m
Ms Ma berulang kali mengecek jam tangan, ia selesai menyembunyikan koper di bawah akar pohon besar tepat pukul 11:40.


11:47 p.m
Ms Ma berlari secepat mungkin menuju tempat tujuan, namun ia berteriak mundur ketakutan ketika berpapasan dengan Jung Hee yang berpenampilan menyeramkan. Ms Ma mengira dia penculiknya, “Sudah kutaruh uangnya di dekat sini. Dimana putriku ?”


Ms Ma berteriak memanggil nama sang anak sementara Jung Hee yang berusaha menyembunyikan ketakutannya mengatakan jika tadi dia melihat seorang pria tengah menggendong gadis kecil, “Aku mau menanyakan arah padanya..”

“Tapi aku menyembunyikan diri karena mungkin bisa menakutinya..”

“Kamu tahu ? Itu karena pakaianku ini”


Ms Ma sangat khawatir, suaranya mulai bergetar, “Kamu melihatnya dimana ?”

“Ada waduk di sekitar sini”,  beritahu Jung Hee sambil menunjuk arah dengan jari telunjuknya.


Ms Ma lanjut berlari saat Jung Hee baru selesai meminta maaf karena tidak terlalu yakin dengan keadaan Min Seo.



Flashback End
“Aku mengangetkanmu ? Benar aku Lee Mi Soon, orang yang kamu cari..”

“Dikenal juga sebagai Lee Jung Hee. Maafkan aku..”

“Terlalu banyak orang mencariku”, jelas Jung Hee


Setelah pertemuan itu Eun Ji yang belum tahu apapun, berlarian menghampiri Ms Ma yang tengah merajut usai membaca buku ‘Janji yang Tak Bisa Diubah’. Dengan semangat dia memberitahu Ms Ma jika telah menemukan keberadaan Jung Hee.


Sementara Ms Ma terus menggumamkan isi buku, “Kumohon bunuhlah orang – orang yang telah membunuh putriku setelah 15 tahun..”

“Jika bisa menepati janji itu, akan kuberikan kalu seluruh hartaku”

Eun Ji bingung melihatnya dan langsung menambahkan jika ia berhasil menemukan wanita itu berkat  informasi dari Do Hwan.


Ms Ma menatapnya sesaat lalu mengambil dan membaca bukunya kembali, “Tapi sebenarnya beginilah perasaan pemeran utama”

“Sejujurnya aku mau membunuh mereka sendiri..”

“Aku akan membunuh mereka dengan cara paling kejam. Menyedihkan bukan ?”


“Dia tidak punya pilihan selain meminta bantuan orang”, ucap Ms Ma dengan sangat tenang. Ia lalu bangkit dan baru memberitahu jika Jung Hee tadi mengunjunginya. Eun Ji berdiri tertegun berusaha menahan tangis.


Ms Ma melepaskan beberapa foto (Heo Joo Young, Jo Bok Soon, dan Ny Park) dari dinding informasi, Eun Ji menyusul dan mencecarnya dengan beberapa pertanyaan, “Bibi sudah menemuinya?..”

“Sudah menanyakan siapa pembunuhnya ?”


Ms Ma menjawab jika tidak akan mudah bertanya pada orang yang selama 9 tahun bungkam, ia hanya bisa menunggu telpon darinya.


Di kamar, Eun Ji membuka koper dan mengeluarkan kotak biru kecil yang berisi kenangan bersama keluarganya. Ia lama memandangi fotonya bersama nenek dan sang adik. Eun Ji menangis sambil memegang jepit dua beruang, “Kurasa kamu hampir sampai. Tunggulah sebentar lagi”

“Soo Ji~yaa.. “, gumamnya.





Seorang reporter wanita membawakan berita dari acara konferensi pers, “Kini saya sedang berada di konferensi pers ‘Innocence’ sebuah film baru dari sutradara Sung Jae Deok..

“Beberapa hari lalu Sutradara Sung mengumumkan dia dan Lee Jung Hee memutuskan rujuk kembali..”

“Lalu dia merekrut istrinya sebagai pemeran utama dan hal itu menarik banyak perhatian orang

Tampak sutradara Sung dan Jung Hee baru keluar dari mobil.


Flashback
Ternyata sosok laki – laki yang berdiri di belakang Jung Hee saat melihat Ms Ma didatangi det.Han namun berhasil diselamatkan Eun Ji adalah sutradara Sung.


Flashback End

Sesaat kemudian setelah sutradara Sung dan Jung Hee masuk ruangan, Soo Jung tiba di acara itu di dampingi Koo Gi Baek tapi tak banyak reporter yang menyambutnya, “Menyebalkan sekali..”, gerutunya.

 Polisi Jo turut hadir di acara itu. Ia berdiri berdampingan dengan Park Myung Hee dari JD Films. Mereka fokus menyaksikan sutradara Sung dan Jung Hee yang sedang memberikan sambutan.


Selesai acara, polisi Jo menghampiri pasangan suami istri itu dan mulai berceloteh omong kosong, ia berusaha membujuk agar mereka bersedia turut serta memeriahkan acara pameran seni dan kebudayaan desa Pelangi.


Esoknya polisi Jo meminta Do Hwan menandai orang – orang penting yang bersedia datang ke acara pameran yang akan di langsungkan di rumah baru sutradara Sung, “Anggota Kongres Baek Doo Won akan hadir di sana”, beritahu polisi Jo


“Omong – omong bukankah Sung Jae Deok tinggal di Seoul ?”, tanya Do Hwan

“Jika mau sukses, kamu harus selalu peka..”

“Sung Jae Deok membeli rumah paling mewah di desa kita agar bisa ditinggali bersama Lee Jung Hee”, jelas polisi Jo

“Luar biasa. Bagaimana anda tahu ?”, puji Do Hwan


“Aku mau kamu datang hari itu dan membuang orang tidak penting...”

“Pasti akan ada banyak orang tidak diundang..”, celoteh polisi Jo tanpa menyadari Do Hwan sudah meninggalkan ruangan. Do Hwan kemudian mengiriminya pesan, ia meminta maaf karena harus bergegas ke rumah sakit untuk mengobati sindrom iritasi usus buntunya.


Ny Oh dan Ny Yang yang merupakan ratu gosip, kini sudah berdiri di depan rumah baru sutradara Sung.

“Kamu makelar rumah ini. Memang tidak melihatnya ?”, tanya Ny Oh

Dengan raut kecewa Ny Yang mengatakan jika ada seorang wanita berwajah dingin yang mewakili pembelian rumah.


Tiba – tiba Ny Hong muncul dan langsung menggenggam erat lengan Ny Oh seolah mereka berteman akrab, Ny Hong terus bicara membuat Ny Oh tak bisa menyela, “Hei,, artinya kita akan bertetangga dengan sutradara paling terkenal di Korea ? Benar begitu ?..”

“Kudengar mereka akan mengadakan pertemuan kebudayaan Sabtu ini..”

“Lucu bukan ? Kudengar itu syukuran rumah baru bagi para selebritas..”

“Benar juga,, mereka sudah membagikan undangannya. Kalian sudah dapat ?”, jelas Ny Hong yang lanjut memuji Ny Oh cantik.


Ny Yang memprotes pujian yang baru saja terlontar, karena dulu Ny Hong membenci mereka dan memilih menempel lengket pada Ny Park dan Ms Ma.

Ny Hong berusaha menahan amarah agar bisa mengakrabkan diri. Ia meminta Ny Yang menghormatinya karena usia mereka yang terpaut jauh.


Sementara Ny Oh baru bisa mengibaskan pegangan Ny Hong lalu angkat bicara, “Bu Yang benar, selain itu aku tidak berniat datang ke syukuran rumah baru..”

“Yang membutuhkan undangan. Mengerti ?”, sentak Ny Oh yang langsung mengelus anjing kecilnya yang terlihat menegang.


Meski keberadaannya di abaikan Ny Hong terus berjalan membuntuti Ny Oh dan Ny Yang yang masih sibuk membahas tetangga barunya yang berkelas itu. Myung Hee menghentikan langkah mereka bertiga untuk menanyakan lokasi perpustakaan desa.


Tiga ajumma memperhatikan Myung Hee yang tengah duduk berhadapan dengan Ms Ma. Ny Yang mengatakan jika Myung Hee lah wanita dingin yang menggantikan sutradara Sung meneken kontrak rumah.


Myung Hee mulai memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangannya sambil menyodorkan kartu nama, “Jung Hee mengirimku kesini”. Selama berbincangan Myung Hee sempat terbatuk beberapa kali karena asma yang ia derita, sementara Ms Ma hanya memperhatikan dalam diam.

“Maafkan aku..”

“Aku sangat terhibur oleh protagonis di ‘Pembunuhan Berwajah Dua’..”

“Selain itu, alur cerita ‘Permainan Labirin’ terlalu rumit”, lanjut Myung Hee

Ms Ma membenarkan jika novel – novel itu memang masih memerlukan banyak pengeditan.


“Bagaimana jika mulai menulis cerita berdasarkan pembunuhan berantai yang baru saja terjadi di desa ini ? Itu sangat menarik”, usul Myung Hee

“Akan kupertimbangkan setelah menyelesaikan tulisanku saat ini”, jawab Ms Ma

Myung Hee menanyakan apa yang sedang Ms Ma tulis sampai harus mewawancarai Jung Hee. Ms Ma beralasan jika ia masih belum mengolahnya jadi belum bisa memberi tahu detailnya, “Tapi situasi psokologis aktris yang sudah pensiun adalah motif penting dalam alur ceritanya”


“Situasi psikologis apa ?”

“Perasaan mereka saat jatuh terpuruk dari posisi puncak. Itu agak sulit”, jelas Ms Ma


Myung Hee berkata jika Jung Hee akan segera menuju puncak seperti sedia kala.

“Karena itulah kurasa dia akan nyaman membahasnya”, balas Ms Ma


Myung Hee menyudahi perbincangan. Ia mengatakan akan mengirimkan mobil pukul 03:00 p.m. Sebelum pergi Ms Ma berucap satu kalimat, membuat Myung Hee kembali berbalik, “Bolehkah aku meminta satu bantuanmu ?”


Di luar perpustakaan, ny Hong mengejar Ms Ma. Ia memprotes tindakan Ms Ma yang turut mengajak Ny Oh dan Ny Yang ke acara di rumah baru Jung Hee, “Unni,, biarkan aku saja yang ikut ke wawancaramu, kenapa kamu mengundang bu Oh dan bu Yang juga ?”

Ms Ma menyuruhnya berteman baik dengan orang baru karena ny Park sudah tiada.


“Astaga unni, untuk apa aku berteman dengan mereka ?”

“Kupikir kamu mau”, jawab Ms Ma yang mengerti ny Hong merasa kesepian sepeninggalan sahabat baiknya.

“Unni, kamu sangat membingungkan..”

“Entah kamu mau membantu atau malah membodohiku”, jawab ny Hong yang nampak sedih.


Ms Ma menggenggam kedua tangannya dan mengatakan jika ia hanya bermaksud membantu ny Hong menemukan teman bicara. Ny Hong terharu. Ms Ma menyuruhnya berhenti menangis.


Di rumah, Eun Ji menyiapkan beberapa kotak makan untuk Woo Joon, “Dia tidak makan banyak, tampaknya berat Woo Joon turun drastis”

Ms Ma bingung saat Eun Ji mengatakan jika Woo Joon masih ada di rumah panti, “Kakaknya tidak datang ? Kudengar dia akan membawanya”.


“Entahlah. Ahh benar... Dia tanya apa bibi akan datang ? Mau ikut denganku ? Bagaimana ?”, ajak Eun Ji sambil memamerkan kotak bekal yang telah ia tumpuk.

Namun Ms Ma malah melarangnya pergi dan mengambil kotak makannya, “Woo Joon harus segera melupakan kita..”


Eun Ji tidak mengerti kenapa harus melakukan hal itu.

“Kamu tidak mengerti ?”, jawab Ms Ma Ketus

“Tidak. Jadi jelaskan apa alasannya ?”, tanya Eun Ji dengan raut kecewa

“Benar, seperti aku bukan Ma Ji Won, kamu pasti bukan Seo Eun JI..”

“Selain itu, kita harus segera meninggalkan tempat ini begitu mengetahui soal pelaku...”

“Yang dilihat Jung Hee. Jadi, kita bisa melakukan apa untuknya ? Aku bisa memahami perasaanmu ..”

“Tapi melakukan ini hanya akan makin melukainnya. Selain itu...”, jelas Ms Ma yang langsung disela Eun Ji. Eun Ji menyuruhnya berhenti bicara. Ia merebut kotak makannya kembali dan melenggang keluar.

Ms Ma juga terlihat berat mengambil keputusan. Ia hanya berfikir jika inilah jalan yang terbaik untuk Woo Joon, mengingat tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di hari esok, karena ia hanyalah seorang tahanan yang menggunakan identitas orang lain untuk bertahan hidup.


Ms Ma menyusul Eun Ji, “Kamu akan pergi kemana ?”

Eun Ji berkata jika ia hanya akan menyerahkan makanan pada Woo Joon.

“Maaf, tapi Woo Joon harus melalui semua penderitaan ini sendiri..”


“Kita tidak bisa apa - apa”, peringati Ms Ma. Eun Ji mengerti tapi ia tetap kekeh pergi menaiki sepeda. Ms Ma tak bisa lagi mencegah keponakan palsunya itu


Sesampai di sana. Eun Ji nampak ragu. Cukup lama ia berdiri mematung di depan gedung hingga berpapasan dengan Mal Goo yang baru turun dari mobil.

“Mal Goo oppa”, sapa Eun Ji


“Apa itu ? Apa itu untuk Woo Joon ? Bagaimana dengan anak – anak yang lain ?”, tanyanya sambil menunjuk bekal kecil di tangan Eun Ji. Mal Goo lanjut mengeluarkan bertumpuk – tumpuk box nasi sambil menanyakan keberadaan Ms Ma.

Eun Ji melongo karena baru menyadari kebaikan hati gangster di depannya, “Dia tidak akan datang”, balasnya


Di mata Eun Ji raut wajah Mal Goo terlihat berubah setelah mendengar ucapannya, “Apa ? Kenapa ekspresimu begitu ?”, ejek Eun Ji yang mulai berjalan mendekat

“Ekspresiku kenapa ?”

“Jangan bilang kamu berharap dia akan datang”, goda Eun Ji


Mal Goo nampak gugup, ia beralasan hanya ingin melihat Woo Joon yang merupakan muridnya. Eun Ji terus melemparkan senyum membuat Mal Goo bergegas masuk karena salah tingkah.

Namun hanya beberapa langkah, Mal Goo langsung berbalik melihat Eun Ji yang masih bimbang berdiri di luar, “Kenapa masih disana ?”


“Bisa tolong serahkan kotak bekal ini kepadanya ?”, pinta Eun Ji

“Kenapa repot – repot kemari jika kamu akan begini ? Cepatlah masuk !!”, perintah Mal Goo yang berhasil menghilangkan keraguan Eun Ji.


Di dalam Mal Goo dibuat kesal oleh orang di sebrang telpon. Ia sampai bersumpah akan memotong pergelangan tangan orang itu. Semua anak – anak sampai memfokuskan tatapan padanya. Mal Goo menutup panggilan. Ia memarahi Woo Joon yang hanya memainkan sumpit tanpa mencicipi makanan yang susah – susah dibuat Eun Ji. Woo Joon menurut, ekspresinya nampak begitu kacau.


Mal Goo ditemani Eun Ji duduk di bangku taman panti. Mal Goo menyuruh Eun Ji meluangkan waktu di akhir pekan karena Woo Joon akan keluar. Eun Ji tak menjawab.

“Kau tidak mau ?”, tanya Mal Goo

“Tidak kusangka kamu amat manis..”

“Kamu mau meluangkan waktu dengannya akhir pekan ini”, balas Eun Ji


“Aku benci hari libur sekolah..”

“Aku juga tumbuh di panti asuhan”, jelas Mal Goo tanpa diminta.


Sampai rumah, Eun Ji bercerita jika Mal Goo dekat dengan Woo Joon tapi Ms Ma malah menunjukkan ketidaksukaannya mengingat Mal Goo hanyalah seorang preman.

“Dia memeperdulikan Woo Joon..”

“Dan bahkan merawat seseorang yang bukan ayahnya..”

“Dia cukup baik untuk ukuran preman..”

“Jika bibi cemas bawa saja Woo Joon kemari”, balas Eun Ji


Eun Ji yang merasa kecewa hanya meletakkan ponsel di hadapan Ms Ma tanpa berkata. Sesaat kemudian ponsel itu berbunyi, pengacara Choi Man Sik mengajaknya bertemu karena ada yang perlu di bahas secara langsung. Ms Ma langsung menghentikan panggilan. Namun sepersekian detik ia kembali menghubungi pengacara itu, “Sekarang dia ada dimana ?”


Terlihat Ms Ma kini tengah berdiri di depan sebuah rumah tahanan.


Bersambung..