Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 11 ~ by2206am

Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 11 ~ by2206am


Flashback
Sembilan tahun lalu..

Ms Ma mondar – mandir gelisah di depan Pemakaman Nasional, beberapa menit kemudian penculik menelponnya, “Tengah malam”

“Bagaimana aku bisa percaya ? Katamu akan melepaskan Min Seo jika aku memberimu uangnya. Bagaimana aku bisa percaya itu ?”

Penculik tak menanggapi, ia memperjelas perintahnya agar Ms Ma datang ke waduk Yongam tepat tengah malam.

“Kembalikan Min Seo tanpa cacat apapun jika kamu menginginkan uang itu. Kamu mengerti ucapanku”, marah Ms Ma.


Pangilan terputus. Ms Ma mengecek jam yang tengah menunjukkan pukul 11.00 pm. Ms Ma masuk ke dalam mobil, sejenak ia menatap sedih bandul foto Min Seo.


Sutradara Sung yang sedang berkendara meminta maaf  pada orang di sebrang panggilan karena acara wawancaranya berlangsung cukup lama sehingga ia terlambat datang, “Kita sudah siap syuting ?”, tanyanya.

Ms Ma ternyata tepat berada di depan mobil Sutradara Sung, karena kalut yang luar biasa Ms Ma mengendarai mobil tanpa melihat arah belakang membuat Sutradara Sung mengerem mendadak.

Myung Hee bertanya apa yang terjadi karena mendengar suara teriakan Sutradara Sung.

“Ya, bukan apa – apa. Aku segera tiba. Tunggu sebentar”

“Hati – hati di jalan”, ucap Myung Hee menyudahi telepon. Sebelum berjalan ke area syuting Myung Hee menghirup inhaleer asmanya. Gi Baek menghampirinya untuk menawarkan makan. Myung Hee menolak.


Gi Baek lanjut menanyakan keadaan  Jung Hee karena tampak murung.

“Dia pasti kesal. Bintang itu syuting film independen di daerah pedesaan”, jawab Myung Hee terkesan cuek.

“Lantas jaga dia dengan baik. Bukankah itu tugas tim sutradara ?”

“Tim sutradara tidak seharusnya menghibur aktris”


Gi Baek sebal mendengar tanggapan itu, “Aku tahu kau menyukai pak sutradara, tapi kamu tidak perlu kejam pada Jung Hee. Jangan mencampurkan pekerjaan dengan urusan pribadi”

Myung Hee balik memperingatkan, “Ini film pertama Pak Sutradara setelah menikah dengan Jung Hee..”

“Kamu ingin memisahkan pekerjaan dengan urusan pribadi bukan? Pak Sutradara tidak suka caramu bermain bersama Jung Hee karena kamu menyukai dia”


Myung Hee menambahkan jika sudah banyak orang yang tahu skandal antara mereka berdua. Ia lalu mengacuhkan dan meninggalkan Gi Baek yang mulai terlihat gugup tak bisa menyangkal.


Di dalam ruang rias Jung Hee tampak stress berat. Ia menagis sambil menjatuhkan semua peralatan make up. Kru ingin masuk mengecek keadaannya karena syuting akan segera dimulai. Jung Hee menjerit melarangnya masuk.


 Kru wanita itu langsung melaporkan kejadian tadi pada Myung Hee.

“Apa boleh buat, beri tahu Pak Sutradara begitu dia tiba”,  perintah Myung Hee


Hee Jae tiba – tiba muncul dan bertanya, “Apa yang terjadi ? Ada masalah dengan Jung Hee ?”

“Tidak, kurasa dia hanya merasa kurang sehat”,jelas Myung Hee

“Sekalipun merasa kurang sehat kita harus tetap bekerja. Bukankah begitu ?”, balas Hee Jae yang langsung melancong pergi ke kerumunan kru untuk mengambil tasnya.


Gi Baek yang menyadari keberadaan Hee Jae langsung berjalan ke arah Myung Hee, “Dia kemari untuk meminta uang lagi ?”

“Kamu menghubunginya ?”, tuduh Myung Hee

“Apa maksudmu ? Aku tidak mengabari siapapun soal syuting hari ini”


Hee Jae masuk tiba – tiba membuat Jung Hee gelagapan menyembunyikan lembaran – lembaran foto yang membuatnya merasa tertekan.

“Aku kemari sendirian. Jangan gugup. Aku kemari untuk mendukungmu di hari pertama syutingmu”, ucap Hee Jae licik


Jung Hee berterima kasih. Hee Jae menyuruhnya duduk. Di saat Jung Hee lengah, Hee Jae mengambil foto yang terselip di lembaran buku, “Lihat dirimu. Apa sutradara Sung tahu ?”. Jung Hee berusaha merebut, tapi uluran tangannya tak sampai.


“Usia kandunganmu pasti sekitar tiga bulan. Selamat kamu menginginkan bagi selama 10 tahun dan akhirnya hamil”, tegas Hee Jae membiarkan Jung Hee mengambil foto yang ia genggam.

“Tunggu.. Jika sudah tiga bulan, kamu juga sudah tahu di Thailand ? kenapa tidak memberitahuku ? Menyebalkan. Padahal saat itu aku sakit tapi tetap datang”


Jung Hee tak tampak senang, ia kembali menangis, “Unnii,,, bayiku sakit parah”


Hee Jae yang sudah keluar tanpa sengaja berpapasan dengan Sutradara Sung yang langsung memperingatinya karena berani mendekati Jung Hee.

“Aku tidak akan datang jika dia tidak memintaku datang”, elaknya, ia kemudian berkata jika Jung Hee mungkin tidak membutuhkan lagi barang bayi yang sedang di tenteng Sutradara Sung.


Sutradara Sung menghampiri para kru yang tengah kebingungan karena Jung Hee menghilang. Ia segera berlari ke ruangan Jung Hee tadi namun tak menemukannya.


11:35 p.m

Jung Hee berada di rerimbunnya hutan seorang diri. Melalui telpon ia mencurahkan bebannya pada sutradara Sung. Dengan suara bergetar, Jung Hee berkata jika ia sangat ingin membesarkan anak mereka.


“Jung Hee.. Tidak masalah jika tubuh atau pikiran bayi kita sakit. Kita harus menyayangi bayi kita dan dia berhak disayangi”, balas sang suami yang tak kalah sedih. Jung Hee hanya mampu meminta maaf.

“Berhati – hatilah. Jangan sampai menakuti orang yang melihatmu”, ucapnya berusaha tegar.

Jung Hee sedikit lebih tenang, ia melarang sutradara Sung menyusulnya karena ia akan pulang sendiri, “Beritahu kru produksi bahwa aku mencari udara segar. Maaf telah membuatmu cemas”.


Panggilan berakhir, Sutradara Sung memerintahkan pembatalan syuting pada Myung Hee yang baru saja masuk tenda rias, “Pastikan kamu memberitahu kru produksi bahwa tidak terjadi apapun hari ini”. Myung Hee mengangguk.


Petir yang menggelegar berhasil menyadarkan Jung Hee dari lamunan. Tapi saat hendak beranjak ia melihat seseorang yang tengah membopong anak perempuan.



Flashback End

Ms Ma bingung tak mengetahui maksud perkataan Jung Hee. Sutradara Sung menghampiri mereka dengan para ajumma yang berjalan di belakangnya. Ia kaget mendapati Jung Hee meneteskan air mata.


Di perpustakaan Ms Ma membaca buku ‘In Memoriam’, ia berusaha menemukan makna ungkapan Jung Hee. Eun Ji bertanya informasi apa yang sudah Ms Ma dapat.

“Dia terlalu gegabah. Dia mengungkapkan yang dia pikirkan”

“Dia bilang apa ?”, tanya Eun Ji penasaran.


“10 jaring laba – laba dipintal. Cermin terbelah dua. Aku telah dikutuk”

Eun Ji terlihat tak mengerti, “Apa maksud bibi ?”

“Aku juga tidak tahu. Tapi aku yakin memang terjadi sesuatu kepadanya di hari itu”. Ms Ma menambahkan jika mereka harus menggali rahasia Jung Hee agar bisa menanyakan kasus Min Seo.


Do Hwan memanggil membuat Eun Ji menengok ke belakang. Sebelum pergi Eun Ji berkata, “Besok aku akan bekerja paruh waktu disana, jadi akan kucari tahu..”

“Jika cara itu gagal aku akan menanyainya sendiri”, beritahu Eun Ji dengan suara berbisik.


Di perjalanan Do Hwan mengatakan jika det Han telah mengundurkan diri. Eun Ji terkejut, “Kenapa ?”

“Entah soal detailnya tapi dia dipecat karena melawan seorang jaksa..”


“Ngomong – ngomong apa rencana kita setelah menonton film ?”, lanjut Do Hwan malu – malu

“Menurutmu apa ? Pulang, membersihkan badan lalu tidur”, balas Eun Ji tanpa ekspresi. Namun setelah berjalan jauh mendahului Do Hwan, ia tersenyum simpul.


Sutradara Sung menemui Ms Ma. Ms Ma meminta maaf atas kejadian tadi sore. Sutradara Sung tiba – tiba berkata jika Ms Ma sangat mirip dengan tahanan kabur.

“Polisi juga keliru soal itu”

“Aku tidak peduli soal itu. Aku tidak peduli kamu Ma Ji Won atau orang lain. Tapi aku ingin kamu mengingat ini...”


“Istriku akan tampil kembali setelah lama rehat. Dia menjadi terlalu sensitif dengan hal – hal kecil. Jadi mengejutkanku dan semua orang disekitarnya...”

“Entah apa yang ingin kamu ketahui, tapi aku tidak mau kamu mendekatinya”, tegas sutradara Sung


Ms Ma tidak bisa berjanji, ia beralasan jika dirinya juga memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan dengan mewawancarai Jung Hee.


Sutradara Sung berkata jika ucapannya bukan permintaan melainkan sebuah peringatan, “Jabatanku sebagai sutradara yang disukai oleh seluruh negeri bisa dimanfaatkan dengan cara mengerikan”, ancamnya sambil memberikan tatapan penuh makna.


Ms Ma yang sedari tadi diam menghentikan Sutradara Sung yang beranjak pergi, “Semengerikan apapun ancamanmu ada waktu saat kamu tidak bisa melarikan diri. Itulah yang kualami..”

“Jika kabur, aku akan menderita hingga mati mungkin akan lebih baik. Jika hanya bu Lee yang bisa menyelamatkanku..”


“Menurutmu akankah aku mundur ?”, ucap Ms Ma tak gentar.


Esok harinya, Hee Jae yang ditemani Seung Tae tak sengaja datang ke kafe desa yang juga di datangi tiga ajumma. Ia menguping pembicaraan mereka. Ny Yang dan Ny Oh bertanya apa yang sebenarnya terjadi sampai Ms Ma membuat Lee Jung Hee menangis. 

“Dia tidak memberitahuku tapi aku dengar ini dari bu Park, wanita yang mengantarkan kita kemarin..”

“Entah soal detalinya, tapi semua terjadi saat dia bertanya soal film yang diproduksi oleh pak Sung sembilan tahun silam”, ucap Ny Hong.


“Film berjudul Shaman itu ?”, tanya Ny Oh dan Ny Hong membenarkan.


Ny Hong yang sedari tadi berbicara lembut langsung menjawab kasar saat Ny Yang bertanya alasan Ms Ma menanyainya padahal Jung Hee tidak membintangi film itu.

“Dia mewawancarainya untuk buku selanjutnya ! Dia membuat keributan besar mencari bu Lee sejak pindah kemari untuk mewawancarai dia. Dia ingin mewawancarainya dan menulis sebuah mahakarya”, sentak Ny Hong


Hee Jae tersenyum licik mendengar obrolan mereka.


Sesaat kemudian dia sudah berhadapan dengan Ms Ma di perpustakaan, “Sembilan tahun silam, aku ada saat Jung Hee syuting ‘Shaman’”. Ms Ma menanyakan siapa nama wanita di depannya itu.


“Omo aku belum berkenalan. Aku Bae Hee Jae. Lupakan saja, hal yang terpenting dahulu aku penata gaya Jung Hee untuk waktu yang lama...”

“Tentu saja sudah lama aku berhenti, tapi yang pasti aku jelas ada di sana di waktu insiden yang kamu tanyakan”


“Bukankah Seo Soo Jung adalah aktris utamanya ?”, tanya Ms Ma memastikan.


Hee Jae tersenyum bertanya pada suaminya yang ternyata sedang membaca buku disana, “Sayang apa penulis ini mengujiku ?”. Ms Ma melonggok mencoba melihat wajah Seung Tae, betapa terkejutnya dia karena ingat pernah melihat wajah Seung Tae duduk bersama Jung Hee saat mencari informasi bersama Eun Ji.


Hee Jae menyadari perubahan raut wajah Ms Ma, “Sepertinya kamu mulai tertarik”. Ms Ma menyangkal tapi Hee Jae bukanlah wanita bodoh, ia memancing Ms Ma sampai berkata jujur, “Baiklah, apa yang terjadi pada waktu itu ?”

“Hal yang cukup buruk untuk membuat orang pergi dari lokasi syuting”, bisik Hee Jae

“Terjadi pembunuhan disekitar sana, apa itu yang kau maksud ?”


“Bukan. Kamu tahu. Saat itu dia hamil”

Ms Ma kaget, “Benarkah, bukankah dia tidak punya anak ?”

“Itulah poinnya. Dia melakukan sesuatu kepada anak yang tidak seharusnya dia kandung”. Suasana mendadak hening, Ms Ma berusaha mencerna informasi barusan.


Hee Jae kemudian berpamitan karena urusannya selesai, “Topik itu pas untuk bukumu dan aku tidak bisa gratis menceritakannya”. Ponsel Ms Ma tiba – tiba berbunyi.


“Tunjukkan rasa apresiasimu kepadaku, maka aku akan menceritakan semua kejadian hari itu”, tutur Hee Jae sambil tersenyum menang.


Setelah mereka berdua pergi, Ms Ma membuka pesan di hpnya yang menyuruhnya mengirimnkan uang 30.000 dolar. Siapa lagi pelakunya jika bukan Hee Jae.


Eun Ji tengah melakukan pekerjaannya sebagai pelayan acara pergelaran seni dan budaya yang diadakan di rumah sutradara Sung. Ms Ma menghubungi, menyuruh Eun Ji mencuri dengar pembicaraan jika Hee Jae datang dan melakukan obrolan bersama Jung Hee.


Nona Jung terus memotreti Jung Hee yang berbincang dengan Soo Jung dan Koo Gi Baek tentang film baru yang dibintanginya.


Anggota kongres Baek Doo Won datang, staf keamanan mengingatkan jika dilarang mengambil foto tanpa izin. 

Polisi Jo menyambut dan menyuruh kongres Baek tak usah cemas karena di lantai dua sudah ada nona Jung yang merupakan fotografer handal.


Setelah berfoto dengan Lee Jung Hee, polisi Jo langsung mengajak kongres Baek minum anggur.


Myung Hee mengabari Jung Hee yang berdiri sendirian, ia menginformasikan jika Hee Jae dan Seung Tae sudah tiba. Hee Jae yang melihat Jung Hee menatapnya langsung melambai dari lantai bawah sementara Seung Tae menunjukkan kalungnya membuat Jung Hee gugup menelan ludah.


Eun Ji menyadari kehadiran tamu yang telah ia tunggu – tunggu. Bergegas Eun Ji menuju lantai dua setelah melihat Hee Jae membisikkan sesuatu sehingga membuat Jung Hee sangat terpukul. Nona Jung, Gi Baek, Soo Jung, dan Sutradara Sung memperhatikan situasi yang tampak memanas itu.


Eun Ji yang hampir mendekati mereka tiba – tiba berhenti, karena arah pandang Jung Hee tertuju padanya.  Eun Ji kebingungan, ia pun akhirnya menengok ke belakang dan mendapati lukisan ibu yang tengah memegang tangan anaknya.

Ny Yang menyapanya, “Omo Eun Ji ~ aa, bekerja paruh waktu ?”

“Kapan anda datang ?”

“Sedari tadi, Eun Ji bagaimana penampilanku ?”


Eun Ji berulang kali menengok mengamati Jung Hee berharap Ny Yang segera enyah agar ia bisa lekas mendekat mendengar semua perbincangan Hee Jae bersama istri sutradara Sung itu.

“Penampilan anda berlebihan. Apa anda mau debut ?”, ejek Eun Ji

“Aku dipijat dan menata rambutku untuk kemari. Yang benar saja”, balas Ny Yang sementara Eun Ji melirik Hee Jae yang sedang menuruni tangga..

Hee Jae terlihat aneh, ia berjalan sempoyongan memegangi gelas wine lalu menyandarkan diri di sofa lantai bawah. Beberapa kali ia mencoba mengatur nafas.


Eun Ji masih belum bisa perpindah posisi karena Ny Yang masih mengajaknya bicara, “Eun Ji kau memakai seragam ada apa di rambutmu ?”

Eun Ji memegangi jepit dua beruang yang tersemat di kepalanya dan menjelaskan jika ini adalah hadiah.

“Sangat kekanak-kanakan mau ku belikan yang baru ?”, tawar Ny Yang dengan gayanya yang heboh.


Salah seorang perempuan di bawah tiba – tiba berteriak ketakutan karena melihat tubuh Hee Jae dengan mata terbuka tak bergerak sedikitpun. Eun Ji bergegas menghampiri. Ia terkejut mendapati situasi di hadapannya

Eun Ji langsung menelpon, mengabarkan kematian Hee Jae, membuat Ms Ma tak kalah terpukul.


Bersambung..