Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 12 Part 2~ by2206am

Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 12 Part 2~ by2206am

Flashback End

Ms Ma merenung memikirkan semua fakta yang baru ia dapat. 


Mal Goo keluar. Ia menarik paksa kerah baju Seung Tae, “Serahkan !!”

“Apa ?”

“Pasti ada alasan dia membayarmu selama 10 tahun”

Seung Tae mengatakan jika benda itu ada di dalam kantor. Mal Goo tak percaya, “Kubilang kamu akan mati jika berbohong. Serahkan !”

Tak ada pilihan lain, Seung Tae terpaksa menyerahkan kalungnya. mal Goo menemukan memori di baliknya, “Apa ini ?”

“Kamu tahu..Itu....Sebuah video”, bisik Seung Tae

Mal Goo tak habis pikir, “Kamu mantan managernya !”

“Di Jepang ini wajar dilakukan untuk mengendalikan artis.”


Mal Goo langsung menekuk kartu memori itu, ia lanjut mengingatkan akan hutang yang tidak segera dibayarkan. Seung Tae sontak berlari ketakutan.


Ms Ma ikut keluar, “Terima kasih atas bantuanmu. Aku ingin meminta satu bantuan lagi darimu”.
Mal Goo mulai waswas, namun ia hanya sanggup menelan ludah.


Sesaat kemudian mereka sudah ada di depan panti Woo Joon. Eun Ji menghampiri bersama Do Hwan. Eun Ji bertanya – tanya alasan Ms Ma menyuruhnya datang. 


Ia lalu menyapa Mal Goo dan bergumam, “Woo Joon akan sangat senang hari ini”.


Woo Joon keluar namun setelah mendengar suara ketus Ms Ma ia langsung bersembunyi di balik tubuh Eun Ji.


Ms Ma mendekat dan menggenggam kedua tangannya, “Aku tahu kamu merasa lebih kesepian dan sedih daripada kami. Aku juga tahu ini sulit bagi anak seusiamu..”

“..Tapi kamu harus melupakan semua ini. Hatimu yang terluka. Tidak ada yang bisa membantumu menyembuhkannya”


Eun Ji marah, ia menarik Woo Joon, “Apa yang bibi lakukan ?!”

Do Hwan dan Mal Goo hanya memperhatikan dari kejauhan.


Ms Ma yang kini berlutut memegangi tangan Woo Joon, melarang anak itu untuk menemui atau pun menunggu mereka lagi, “Cara itu akan membantumu melupakan yang kamu alami. Rasa kasihan dari orang – orang..”

“..Membuatmu lemah. Aku menemui ayahmu. Dia mencemaskanmu. Dia bilang..”

“..Dia tidak mau itu terjadi. Jadi tetaplah kuat hingga kakakmu datang”, ucap Ms Ma penuh penekanan.


Woo Joon menghempaskan tangannya, “Aku mengerti”, sahutnya lemah.

Woo Joon pergi, namun selang beberapa detik kemudian dia berbalik menangis, “Tapi ajumma...”

“..Dia bukan ayahku”


Seperti biasa, Mal Goo membacakan dongeng untuk kakek Jang. Kakek Jang menyindir suaranya seperti orang yang baru saja dipukuli, “Apa yang terjadi kepada anak yang katamu akan kamu ajak kemari ?”

Mal Goo hanya menghela nafas tanpa menjawab.


“Sulit kupercaya aku bisa mendengar kamu menghela nafas sebelum mati”

“Maaf pak”

“Lupakan buku itu mari mendengar cerita yang membuat Ko Mal Goo menghela nafas. Cerita itu lebih seru”


Mengingat kejadian tadi sore membuat Do Hwan berfikir jika tindakan Ms Ma terlalu kejam, ”Dia tidak salah, tapi coba pikirkan. Anak itu yatim piatu.”

Eun Ji tiba – tiba berhenti, ia berbalik dan langsung memeluk Do Hwan untuk menumpahkan semua kepiluannya.

“Eun Ji masih ada orang - orang”, jawab polos Do Hwan yang masih belum mengetahui gadis itu mulai menitikkan air mata.


“Sebentar saja...Mari seperti ini sebentar saja”. Do Hwan akhirnya menepuk – nepuk punggung Eun Ji berusaha menenangkan.


Ms Ma dalam keadaan yang sama. Ia melamun cukup lama. Bayangan Min Seo kembali datang memegangi tangannya, “Min Seo ..”


“Kenapa ibu begitu sedih ?”

“Karena ibu merindukanmu”

“Benarkah ?”


Ms Ma mengangguk, sekali lagi ia memanggil nama anaknya, “Jika ibu memelukmu, maukah kamu tetap ada di sini ?”

“Aku memang bisa pergi kemana ? Kemarilah !”, jawab Min Seo riang sembari membentangkan kedua tangan.

Ms Ma memegangi wajah Min Seo, dan anak itu pun seketika lenyap. Ms Ma membaringkan tubuh sambil tetap menangis tersedu.


Esoknya Eun Ji membangunkan Ms Ma. Ia menginformasikan jika telah di ditemukan sidik jari. Sontak Ms Ma bangkit.


Kantor Polisi

Do Hwan memberi tahu jika di gelas Hee Jae ditemukan sidik jari Jung Hee. Eun Ji menanyakan apa ada sidik jari yang lain.

“Beberapa sidik jari milik pekerja paruh waktu”

Ms Ma menanyakan penyebab kematian Hee Jae.

“Dia menelan banyak obat penenang. Itu syok akibat obat”


Eun Ji menyimpulkan jika Jung Hee melarutkan obat penenang ke dalam minuman anggur lalu memberikannya pada Hee Jae.

Do Hwan mengiyakan, “Sudah lama mereka memeras Jung Hee. Kemungkinan besar, dia punya motif dan ada bukti yang memberatkannya”


“Ada yang melihat Jung Hee memasukkan sesuatu ke dalam gelas ?”, tanya Ms Ma

“Tidak ada, tapi ada video syukuran rumah”


Terlihat video rekaman itu kini diputar. Polisi Jo dan Inspektur Park tengah melakukan proses penyelidikan. Inspektur Park menanyakan alasan pak Choi melakukan rekaman video.

“Ini rekaman tambahan. Rekaman di balik layar”

“Kamu pasti bercanda.  Video ini tidak tampak seperti itu”, curigai polisi Jo

Inspektur Park mengatakan jika pembuatan film rahasia termasuk tindakan ilegal. Polisi Jo lanjut menuduh jika video ini telah diedit, “Videonya tidak tersambung, tapi dipotong”


Pak Choi beralasan jika sesekali dirinya keluar menghentikan rekaman untuk beristirahat sejenak sambil merokok.


Polisi Jo terbelalak saat video menambilkan kebersamaan Jung Hee dengan Hee Jae sementara pak Choi terlihat gugup menggigiti kuku jari.


Rekaman sampai ke tangan Jung Hee. Inspektur Park mengatakan jika pak Choi yang mengambil video ini.

“Aku mengarahkan dia untuk merekamnya”, sahut Myung Hee.

“Omong – omong kenapa kamu menunjukkan ini ?”, tanya Sutradara Sung


“Bae Hee jae meninggal karena obat penenang dosis tinggi di dalam gelas itu. Apa sejak awal itu gelasmu ?”

“Kurasa begitu. Sepertinya aku mengambilnya dari ruang tamu”

Polisi Jo membela Jung Hee. Ia menuduh Ahn Seung Tae yang melakukannya saat di ruang tamu.

Inspektur Park tak terpengaruh, ia menanyakan alasan Jung Hee memberikan gelasnya pada Hee Jae.


“Aku tidak tahu. Mungkin gelas Hee Jae kosong atau mungkin aku memintanya membawakannya.”


Sutradara Sung memenangkan istrinya yang terlihat gusar.

“Adakah yang terekam sebelum atau sesudah ini ? Kita akan mempelajari situasi saat ini”, ucap sutradara Sung.

“Rekaman ini untuk saat ini”


Myung Hee tak mengerti maksudnya. Inspektur Park menjelaskan jika video ini telah diedit secara umum. Myung Hee, Jung Hee, dan sutradara Sung tampak berfikir.


Di luar kedua polisi itu melanjutkan perdebatan sengit. Inspektur Park yang teguh pendirian mengatakan jika bukti kuat sudah ditemukan. Sidik jari Jung Hee ada di gelas yang diminum oleh orang yang selalu mengancamnya lalu dia meninggal.

Polisi Jo beda pemikiran, “Seong Tae memerasnya, tapi bu Lee baru mulai akting lagi jadi dia tak punya uang karena tidak bisa meminta bantuan kepada suaminya..”

“..Dia bilang tak memiliki uang. Itu membuat Seung Tae marah. Jadi dia ingin memberinya pelajaran..”

“..Dia menambahkan obat penenang di gelas Jung Hee, tapi gelas itu diambil oleh istrinya”


Polisi Jo lanjut mengeluarkan surat asuransi. Ia yakin Seung Tae menginginkan istrinya mati, ditambah gelas itu di penuhi sidik jari Jung Hee jadi dia bisa mengkambing hitamkan Jung Hee sebagai tersangka untuk memberinya hukuman karena tidak mau memenuhi keinginannya, “Kau pernah mendengar ungkapan melakukan dua hal sekaligus ?”


Inspektur Park melirik tak yakin, “Kau tidak lihat wajah Jung Hee ? Dia menonton video itu dan bergetar”


 Polisi Jo mendengus, “Bukankah sudah ku bilang ? Aku juga gemetar kapan pun melihat wajahmu !”


Sekembali dari kantor polisi Eun Ji bingung apa yang harus ia lakukan jika sampai Jung Hee di tangkap, “Pasti jangkal jika menanyai penjahat tentang siapa penjahat yang dia lihat beberapa tahun lalu”


“Kita belum bisa yakin. Kita tidak tahu yang memasukkan obat penenang di  gelas itu..”

“..Selain itu motifnya tidak cocok”

“Motif apa ?”

“Motif dibalik pembunuhan Hee Jae”


“Hee Jae mengancamnya”, ujar Eun Ji

Ms Ma menggeleng, “Sebenarnya Seung Tae yang mengancamnya..”

“..Seung Tae memerasnya sejak dia debut”


“Jika bukan Jung Hee atau Seung Tae lalu siapa ?”, tanya Eun Ji

“Seung Tae bilang sutradara Sung terang – terangan membenci Hee Jae. Karena wanita itu, Jung Hee pensiun..”

“..Dan hidup menderita dalam waktu yang lama”

Eun Ji yakin menyangkal, “Kenapa dia memasukkan obat penenang untuk membunuh Hee Jae ? Bagaimana dia tahu gelas itu akan berakhir di tangan Hee Jae ?..”

“..Istrinya bisa saja mati”


Ms Ma menghela nafas lelah belum menemukan titik temu benang merah.


Setelah masuk rumah, keduannya masih membahas topik yang sama. Eun Ji berkata, “Menurut Seung Tae, pelakunya pasti Jung Hee..”

“..Dia pensiun karena Hee Jae menyiksanya”


Ms Ma berkata jika Jung Hee memang memiliki motif, “Tapi bukankah dia tahu sidik jarinya ada di gelas ?..”

“..Jika dia membungkus gelas itu dengan serbet, tidak akan ketahuan..”

“..Satu – satunya hal yang kita tahu adalah gelas Jung Hee diberi obat, lalu diberikan pada Hee Jae,,”

“..Hal yang terpenting adalah mengungkap orang yang memasukkan obat penenang itu. Pasti ada saksi”


Raut Eun Ji menegang, “Imo, bagaimana jika orang itu yang memasukkannya ?”

“Siapa ?”

“Orang yang tidak bisa membiarkan Jung Hee tampil kembali”


Di suatu ruangan tampak banyak makanan tersusun rapi di atas meja. Kamera menyorot tangan seseorang yang menyiapkan kopi sambil meremas sebuah kertas pembungkus obat.

Lokasi Syuting

Sutradara Sung memuji akting luar biasa Jung Hee. Polisi Jo melakukan pujian yang sama dengan kalimat berlebihan.  Ia lanjut melarang Jung Hee cemas karena dirinya akan segera memenjarakan Seung Tae dan membuatnya mengaku, “Jadi teruslah berakting dengan indah”.

Selama Polisi Jo berceloteh raut Jung Hee terkesan tak mengenakkan sambil sesekali melirik Ins.Park .

Minuman datang, Jung Hee menerimannya sambil menanggapi omongan polisi Jo, “Aku merasa terdorong oleh ucapanmu”

“Hahaha.. Benarkah ? Silahkan minum kalau begitu aku permisi”


Setelah minum setenggak, Jung Hee merasa nafasnya berat. 


“Siapa yang enggan melihat Jung Hee ?”

“Orang yang membunuh putrimu”. Ms Ma tersentak Eun Ji menambahkan, “Dia adalah saksi. Bukankah pembunuhnya kembali karena saksi telah kembali ?..”

“..Dia berusaha menghentikannya”


“Jae Deok ~ssi.. Kopinya terasa aneh”. Jung Hee kehilangan kesadaran semua orang mendadak panik tak terkecuali nona Jung yang sedari tadi memotretnya saat syuting.


Do Hwan menghubungi Eun Ji, seketika pandangannya kosong.

“Kenapa ?”

“Jung Hee pingsan”


Terlihat inisial DH mengirimkan pesan pada seseorang dan mengabarkan jika Jung Hee meminum kopi yang telah diracuni. Orang itu ternyata JANG CHEOL MIN yang langsung menghapus isi pesan.

Cheol Min lantas menghubungi seorang misterius lainnya, “Ini aku..”

“..Ya..”

“..Aku akan menemui Jung Hee.”


Bersambung..