Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 12 Part 1~ by2206am

Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 12 Part 1~ by2206am


Para tamu mengitari Hee Jae tak terkecuali Sutradara Sung. Polisi Jo mengecek, ia tersentak karena tak bisa merasakan denyutan nadi leher tubuh di hadapannya.


“Apa maksudmu ? Bagaimana dia mati ?”, tanya Ms Ma melalui sambungan telepon.

“Kulihat dia berbicara dengan Jung Hee dan kuikuti dia ke lantai atas. Itu terjadi saat aku lengah sejenak”, ucap Eun Ji bergetar.

Ms Ma menanyakan keberadaan polisi Jo. Eun Ji memberitahu jika orang itu sekarang ada di lokasi kematian.

“Jika ini kasus pembunuhan, pembunuhnya ada disana. Mintalah dia melarang orang – orang pergi dari rumah itu.”


Ms Ma lanjut memerintah Eun Ji untuk menemukan suami Hee Jae karena Ahn Seung Tae menyimpan sesuatu yang berhubungan dengan Jung Hee. Eun Ji menyanggupi.

Eun Ji mendekat dan membisikkan pesan Ms Ma membuat polisi Jo bergegas menaiki tangga. Dia menyuruh kongres Baek meninggalkan TKP kejadian.


“Ada yang meninggal. Bukankah seharusnya aku melihat ?”

“Jika ini kasus pembunuhan, semua orang disini patut dicurigai. Anda tidak perlu turut menjadi daftar tersangka”, beritahu polisi Jo yang langsung mengarahkannya ke pintu keluar. Kongres Baek menurut.


Setelah Kongres Baek pergi, polisi Jo memerintah staf keamanan untuk melarang siapa saja masuk ataupun meninggalkan lokasi kejadian. Myung Hee yang tak sengaja mendengar langsung menghadang untuk menanyakan alasannya.

“Ada pembunuhan. Artinya ada pembunuh disini”, jawab polisi Jo yang seketika membuat tamu undangan krusak – krusuk tak karuan.


Jung Hee terdiam di kamar, sutradara Sung datang, ia segera memeluk tubuh istrinya yang bergidik, “Aku takut Jae Deok ~ ssi”

“Kenapa kamu mengundang mereka ?”

“Entah bagaimana mereka tahu, tapi mereka menelponku lebih dahulu. Ngomong – ngomong Hee Jae bagaimana ?” 


Jung Hee bisa menangkap kode gelengan sang suami. Ia terbelalak tak habis pikir dengan orang yang tega menghabisi nyawa kenalannya.


Tiga ajumma teman Ms Ma berkumpul ketakutan.

“Baru beberapa hari lalu ada tiga orang meninggal. Apa yang sebenarnya terjadi ?”, curah Ny Oh.

Ny Yang berencana akan melakukan pengusiran setan berhubung dia mengenal seorang dukun hebat.

Ny Hong mengira Ny Yang mabuk, “Untuk apa melakukan pengusiran setan zaman sekarang ?”

“Ommo.. Apa hantu sudah tidak ada hanya karena ini zaman modern ?”, jawab Ny Yang tak kalah ketus.


Polisi Jo menghampiri mereka, dia menanyakan kepemilikan gelas wine di depan jasad Hee Jae.

Ny Yang memberitahu jika tadi dirinya melihat Hee Jae memegang gelas itu. Polisi Jo menyumpulkan jika Hee Jae tewas keracunan sehingga membuat semua orang panik meletakkan gelas minumnya.


Pak Choi sepertinya menyadari sesuatu, ia bergegas masuk kedalam ruangan memeriksa kamera yang sedari tadi memotreti segala aktivitas tamu undangan. 

Nona Jung yang sedari tadi diam – diam memperhatikannya, berjalan mendekat sambil melemparkan semyum penuh makna.


Di teras atas Soo Jung melontarkan asumsinya, “Wanita yang terus mengintai Jung Hee untuk mendapatkan uang darinya baru saja meninggal. Bagaimana menurutmu ?”

Myung Hee santai menanggapi, ia mengejek alasan Soo Jung menjelek – jelekkan Jung Hee hanya karena perasaan iri karena tidak mendapat peran utama dalam film  terbaru sutradara Sung.


Suasana makin memanas, “Bukankah Jung Hee tidak cocok untuk fim itu ?”

“Sutradara Sung yang mengambil keputusan !”

“Jika menurutmu keputusannya salah, seharusnya kau bertindak. Kamu asisten sutradaranya”

“Aku sudah memberitahunya !”

“Benarkah ?”

Myung Hee menyeringai, “Entah soal orang lain tapi sebaiknya kami tidak bekerja sama dengan nona Seo Soo Jung”


Soo Jung malah tersenyum, ia berkata jika dirinya kini mulai menyukai Myung Hee. Myung Hee tampak geram.


Entah apa yang terjadi di dalam ruangan, karean kini nona Jung dan pak Choi tampak biasa seperti tak terjadi masalah. Sementara polisi Jo meneriakkan nama Seung Tae setelah melihat daftar tamu undangan namun tak mendapat sahutan, “Si istri meninggal dan sang suami menghilang ?”, gumam Polisi Jo.


Eun Ji mengabari Ms Ma jika polisi Jo menjadikan Seung Tae sebagai tersangka utama. Ms Ma mematikan telepon, ia berjanji akan menghubungi Eun Ji lagi. Ternyata Ms Ma sudah tiba depan gerbang. Tak sengaja ia memergoki Seung Tae tergesa – gesa masuk mobil.



Seung Tae begitu kalut membuka satu per satu almari meja. Setelah menemukan yang dicari, ia segera membakar berkas itu. Kepanikannya semakin menjadi karena melihat sosok Mal Goo terbangun di kursi sofa hingga dokumennya terlempar..


Ms Ma yang sudah ada di luar gedung Distribusi Daesung, kebingungan karena kehilangan jejak Seung Tae, tapi ia kemudian mendengar suara gemerisik dari dalam bangunan.


Mal Goo menginjak-injak berusaha mematikan api yang mulai melahap berkas, “Jangan bermain api”

“Ada perlu apa kemari ?”

“Uangku !”

Seung Tae lantas mengambil dan langsung menodongkan pistolnya. Mal Goo dengan mudah bisa merebut. Ia lalu memeriksa isi senjata, “Kau juga punya peluru. Darimana kau mendapatkannya ?”

“Itu...Itu milikku”, jawab Seung Tae tergagap.


Mal Goo melemparkan pistol itu, ia kekeh menagih uangnya. Seung Tae yang masih sangat terpukul meraih berkas di lantai kemudian berteriak frustasi, “Baiklah ! Istriku baru saja meninggal ! Lihat ini ! Begitu mendapat tunjangan kematian, aku bisa melunasimu dan mendapat uang sisa”

“Terima kasih atas pengertianmu. Tapi kamu tetap tidak boleh membunuh istri sehatmu !”

Seung Tae menyangkal keras. “Aku tidak melakukannya ! Aku tidak membunuhnya !”


Ms Ma datang menyela, “Kalian berdua ! Kalian bisa bicara nanti. Bagaimana jika kalian meninggalkan tempat ini dulu ?”


Kini mereka sudah ada di dalam mobil yang tengah melaju. Ms Ma melihat – lihat isi berkas.

‘Rencana Asuransi Jiwa. Tertanggung. Bae Hee Ja’


Mobil polisi melintas, Seung Tae segera menenggelamkan badan. 


Mal Goo memberhentikan mobil di tempat yang dia rasa cukup aman. 

Ms Ma memulai introgasi, “Apa Hee Ja tahu kamu mendaftarkan asuransi jiwa untuknya ?”

Seung Tae yang sudah lebih tenang mengiyakan.

Mal Goo memukul – mukul histeris setir dan itu berhasil membuat Seung Tae berkata jujur, “Dia tidak tahu. Temanku butuh meningkatkan kinerja, jadi aku hanya...”


“Teman wanitamu ?”, celetuk Mal Goo

“Iya, sudah lama aku mengenalnya”

“Lihat dirimu ! Kau berselingkuh ?!!”


Seung Tae tak menjawab. Ms Ma memberitahunya jika dia tidak akan bisa menarik uang asuransi jika membunuh Hee Jae.

“Aku tidak membunuhnya !!!”

“Lantas kenapa kamu kabur ?”, tanya Mal Goo


“Siapa yang akan mereka curigai jika istriku meninggal setelah aku mendaftarkannya asuransi jiwa ?”

Ms Ma menanyakan alasan Seung Tae yang berusaha membakar berkas asuransi.

“Mereka akan mencurigaiku karena itu !!”


Mal Goo mengejeknya bodoh, Kamu pikir asuransimu akan hangus hanya karena kamu membakarnya ?“

“Cobalah memahami situasiku ! Aku seius !”, jelas Seung Tae putus asa.

“Adakah orang yang kau curigai ? Orang yang mendendam kepada istrimu di dalam rumah itu ?”, selidik Ms Ma


Seung Tae sejenak berfikir lalu menyebutkan nama sutradara Sung. Ms Ma bertukar tatapan kaget dengan Mal Goo.

Seung Tae melanjutkan jika sutradara Sung Jae Deok menyalahkan istrinya karena Jung Hee harus terpaksa pensiun berkarier.

Flashback

Setelah percakapannya dengan Hee Jae, Jung Hee langsung masuk kamar dengan langkah lunglai.

Sutradara Sung mendekat dan berbisik geram, “Sampai kapan kau akan memeras Jung Hee ?”

“Pak Sung ucapanmu keterlaluan. Kami bukan pemeras”

“Kamu tidak kasihan padanya ? Jung Hee menderita selama sembilan tahun karenamu”

Hee Jae tidak merasa bersalah. Sutradara Sung mengusirnya keluar.


Seung Tae angkat bicara sementara Myung Hee fokus menyimak dalam diam.

“Sudah cukup! Kami kemari karena istrimu mengundang kami”

Sutradara Sung kehabisan kata – kata. Ia yang akhirnya pergi menyingkir. Terlihat Jung Hee keluar kamar sambil mententeng gelas wine dengan tatapan mencurigakan.

Flashback End

“Apa maksudnya dia sudah menderita selama sembilan tahun ? Artinya mereka terus saling bertemu ?”, tanya Ms Ma

Seung Tae mengelak karena ia bahkan tidak tahu tempat tinggal Jung Hee selama ini. Ms Ma bertanya kapan kali terakhir Hee Jae bertemu Jung Hee.

Seung Tae mencoba mengingat, “Seingatku saat syuting pertama Shaman”


Nada Ms Ma berubah sedih, “Katakan kepadaku, apa yang terjadi di hari itu ?”

“Sejujurnya aku tidak tahu. Aku hanya mengikuti permainan istriku. Aku tidak ada di sana saat itu”

“Apakah itu soal kehamilan Jung Hee ?”

Seung Tae menoleh kebelakang, “Baru hari ini aku mendengar soal itu”


Mal Goo ragu, ia menuduh Seung Tae masih memeras Jung Hee hingga saat ini. Seung Tae menyangkal, ia beralasan jika dirinya bukan preman.


Mal Goo kesal, ia memberikan tatapan tajam membuat Seung Tae terpaksa bicara, “Yaa.... Selama pemotretan di Thailand. Saat itu kami bertemu...”

“..Pemotretannya dua bulan sebelum syuting Shaman”

Flashback

Hee Jae terbatuk – batuk sambil mempoles wajah. Seung Tae melarangnya pergi karena takut Jung Hee akan tertular flunya.


“Dua hari lagi dia pulang. Aku harus melakukannya sekarang. Selain itu..”

“..Kita butuh uang sebanyak mungkin untuk biaya hotel dan pesawat”

Seung Tae mengatainya kejam. Hee Jae balik mengejek, “Seorang pemeras selama 10 tahun tidak pantas berkata begitu !”