Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 14 Part 1~ by2206am

Ms.Ma Goddess of Revenge (Ms.Ma Nemesis) Episode 14 Part 1~ by2206am


Ms Ma pulang, di luar gedung ia mendapat panggilan dari Eun Ji. Eun Ji mengabarkan jika Woo Joon menghilang.


Beberapa saat kemudian mereka bertemu untuk mendengar penjelasan bibi panti.

“Dia belum kembali”

“Anda sudah menelponnya ? Telponku tidak diangkat”, ujar Eun Ji

Bibi panti sudah menghubungi beberapa kali tapi juga tidak mendapati jawaban.


“Terjadi sesuatu padanya di sekolah ?”

“Sebenarnya..”

“..Kudengar dia berkelahi dengan teman – teman sekelasnya. Dia jarang makan belakangan ini..”

“..Anda tahu kemungkinan tempat yang akan dikunjungi Woo Joon ?”

Eun Ji terlihat cemas sementara Ms Ma tampak terpikirkan satu tempat.


Kini Woo Joon tengah bersama Mal Goo. Ia memukul – mukul lemah telapak Mal Goo. Mal Goo menghela nafas, “Sekarang kamu sendirian”

Woo Joon mengangguk lemah.


“Artinya tidak ada orang yang akan menolongmu...”

“..Kamu harus melindungi diri sendiri. Kamu harus apa jika seseorang macam – macam denganmu ?”

Mal Goo mencontohkan gerakan pukulan. Ia menyuruh Woo Joon memberi pukulan keras pada siapa saja yang mengganggunya, “Habisi agar dia tidak lagi berani menatap matamu. Mengerti ?”

Untuk yang kedua kalinya Woo Joon mengangguk.

Mal Goo lalu menyuruh Woo Joon memukul lagi tangannya dengan kuat.


Dari kejauhan Eun Ji memanggil Woo Joon. Woo Joon menunduk tak ingin melihat Ms Ma.

Ms Ma menatap Mal Goo penuh ketidaksukaan, ia lanjut meminta Eun Ji membawa pergi Woo Joon.


Ms Ma marah, “Kamu tidak tahu ? Ini waktunya dia ada di sekolah ?”

 “Dia di risak teman – temannya, jadi aku tidak bisa mengabaikannya”

“Karena itukah kau mengajarinya cara  berkelahi ?????..”

“..Kamu mau dia mengikuti jejakmu ??”

Mal Goo mendengus.

“Dia menemuimu setelah berkelahi dengan teman sekelasnya..”

“..Kau seharusnya membicarakan itu dan mengirimnya kembali ! Dimana pikiranmu ??”


Mal Goo menatap geram, “Aku tidak akan menjadi preman jika memikirkan hal semacam itu !”


Ms Ma menyidang Woo Joon. Woo Joon tak bersuara, Ms Ma makin membentak menanyakan alasannya berkelahi.

Eun Ji penuh kesabaran menyuruh anak itu mengatakan sesuatu. Woo Joon sekilas menoleh ke arah Eun Ji sebelum akhirnya berkata, “Karena mereka meledekku sebagai burung gereja berandal”


“Burung Gereja Berandal ??”, tanya Eun Ji tak mengerti.


Ms Ma paham betul maksud perkataan Woo Joon tapi ia berusaha acuh, “Seharusnya beri tahu gurumu..”

“..Kenapa malah meninggalkan sekolah padahal pelajaran belum selesai ??”

“Bukan urusan anda !!”


Ms Ma tersentak. Eun Ji tersenyum mengkodekan agar Woo Joon kembali bersikap sopan, namun anak itu malah memberi penegasan sekali lagi, “Aku berkelahi atau tidak itu bukan urusan anda !!”


“Woo Joon aa !!!”, sentak Ms Ma

“Kenapa ? Aku salah ?”

Eun Ji memegangi pundak Woo Joon untuk menenangkan tapi tangannya langsung ditepis membuat Ms Ma makin memelototkan mata.


Eun Ji berencana akan mengantar Woo Joon ke panti untuk mencegah pertikaian.


“Aku belum selesai !”

“Apa gunanya berargumen ?!”, celetuk Eun Ji

“Akan kuantar dia pulang, tenangkan diri bibi dulu”, lanjutnya.


Di luar Eun Ji menarik tangan Woo Joon yang berjalan terburu – buru mendahuluinya. Sontak Woo Joon melepas kasar pegangan.

Eun Ji berjongkok untuk menyamai tinggi Woo Joon, “Woo Joon.. Ngomong – ngomong apa itu burung gereja berandal ?”

“Aku !”

“Kenapa kamu dipanggil begitu ?”


Woo Joon mengabaikan, ia melancong pergi, Eun Ji terus mengikuti.

“Aku bisa pergi sendiri, jangan ikuti aku !!”

“Aku melakukan ini bukan karena kamu tidak bisa sendiri..”

“..Kamu bisa dimarahi gurumu di panti asuhan, jadi aku..”

Woo Joon menyela ia mengatakan jika dirinya tidak takut dimarahi.


Eun Ji memegangi lengannya, ia mengiyakan segala perkataan Woo Joon, “Lantas bolehkah aku mengikutimu saja ? Hingga kamu sampai di panti asuhan”

Woo Joon tak menjawab, ia langsung berjalan cepat namun ekspresinya sudah mewakili perkataan jika Eun Ji boleh melakukan hal yang diinginkannya tadi.


Larut malam Ms Ma yang masih emosi mencoba melepas kekesalan dengan merajut. Bel berbunyi, Ms Ma membuka pintu dan mendapati kehadiran det Han.


Det Han langsung to the point memberitahu jika ia merasa selama ini telah melewatkan sesuatu. Det Han bicara seolah wanita di hadapannya adalah penulis Ma Ji Won, padahal ia jelas sudah mengatahui identitas yang sebenarnya.

“Mustahil dia membunuh putrinya dengan cara setega itu”

“Apa maksudmu ?”, Ms Ma pura – pura tak mengerti. 

Det Han terus melanjutkan pemaparan penuh amarah, “Tapi melihatnya pergi ke rumahku dan mengancamku, kusadari pikiran itu konyol..”

“..Lalu semua menjadi jelas, aku pun berpikir..”

“..’Benar aku harus mengisolasi wanita ini dari masyarakat sesegera mungkin dengan cara apa pun!’”


Det Han mendengus melihat Ms Ma hanya menyimak dengan ekspresi tenang, Det Han berjanji akan menemuinya lagi, “Dan saat itu terjadi, kamu tidak akan bisa kabur lagi !!”


Sebelum pergi Det Han melemparkan hadiah rumah boneka pemberian Ms Ma.


Sementara itu di rumah Jung Hee, pak Choi yang  mendapat telepon dari seseorang langsung mematikan lampu utama kemudian bergegas pergi.

Pak Choi sudah meninggalkan ruangan. Tampak seorang misterius yang sedang menyembunyikan diri di tiang penyangga




Esoknya terdengar tangisan histeris Jung Hee. Jung Hee roboh ketakutan, ia memanggil nama suaminya. Sutradara Sung menghampiri, rautnya tak kalah menegang melihat boneka berdarah dengan bongkahan batu.


Eun Ji melamun sedih di hadapan Ms Ma yang sibuk menggulung benang, “Dia berjalan sendirian tanpa menoleh..”

“..Sikapnya dingin sekali”

Ms Ma menanyakan kabar kakak Woo Joon.

Eun Ji memberitahu jika Eun Young sama sekali belum menelpon, hanya pengacara yang terkadang mengunjungi Woo Joon.


Hp berdering, Ms Ma mengangkat. Mi Young yang menghubungi (readers wanita berkaca mata teman sutradara Sung bukan Myung Hee, Bang Mi Young namanya. Mian..)


Sesaat kemudian, Ms Ma sudah bersama Mi Young dan langsung diarahkan menuju kamar Jung Hee.


Ms Ma tersentak jatuh ke belakang melihat teror berdarah yang mengingatkan akan jasad mengerikan Min Seo.

“Kau tidak apa – apa ?”

Ms Ma mengangguk, suaranya bergetar. Ia beralasan jika kepalanya terasa sedikir pusing, “Aku makin tua, hal itu lumrah terjadi..”

“..Apa Jung Hee juga..”

Mi Young menyela karena tau apa yang akan di tanyakan Ms Ma, “Dia mampir sebelum rapat investor besok”


“Sudah melaporkan hal ini ?”

“Belum..”

“..Memang agak kejam tapi bisa saja ini lelucon”

“Lelucon ? Lantas kenapa kamu mengontakku ?”


Sutradara Sung muncul, “Aku yang memintanya”


Sutradara Sung membawa Ms Ma ke ruang kerjanya, “Ada sebuah film yang menceritakan seorang bos mafia..”

“..Memenggal kepala seekor kuda dan meninggalkannya di kasur..”

“..Itu tanda peringatan yang tidak bisa diabaikan”

“Mungkin maknanya sama..”

“..Biarkan aku melihat Jung Hee”

Sutradara Sung mengatakan jika sekarang bukan saatnya, “Dia ketakutan jadi kukirim lagi dia ke RS”

“Semuanya bermula dari masa lalunya..”

“..Jika mau bebas dari hal itu, dia butuh bantuanmu”


Sutradara Sung terlihat ikut tertekan. Ms Ma memanggil namanya. Sutradata Sung menanyakan pendapat Ms Ma, “Menurutmu itu benar? Menurutmu dia (pembunuh Min Seo) sudah kembali ?”

Ms Ma mengiyakan penuh kepastian.


Ms Ma kembali, ia menceritakan segalanya pada Eun Ji.

Eun Ji panik,“Lantas mereka ada di dekat kita ? Bagaimana polisi ?..”

“..Jung Hee harus tetap hidup agar kita tahu siapa pembunuhnya”

“Kepala Jo akan melakukannya”

Eun Ji sangat meragukan kemampuan polisi Jo.

“Tidak penting siapa penyelidiknya. Aku tidak berharap..”

“..Pembunuhnya akan ditangkap oleh polisi”


Eun Ji menanyakan rencana Ms Ma jika pembunuh Min Seo muncul di hadapannya.

Ms Ma belum tahu apa yang akan ia lakukan. Ms Ma menghela nafas, lalu ia berujar penuh dendam, “Tapi aku sangat tahu apa yang harus aku lakukan”


Kantor Polisi Desa

Polisi Jo mendekati Ms Ma yang tengah duduk santai di sofa.

“Biar kuajukan satu pertanyaan lagi”

Ms Ma menoleh karena polisi Jo berbicara formal, “Anda jauh lebih tua dariku. Bicara santai saja”

“Baiklah. Kau lahir tahun berapa ?”


Ms Ma tersenyum, “Lancang menanyakan hal itu pada seorang wanita..”

“..Beritahu aku hal apa yang ingin anda ketahui selain itu”

“Aku yang mengurus kasus Jung Hee”

“Ms Ma menanggapi cuek, “Baguslah !”


Polisi Jo sewot melanjutkan, “Jadi kenapa dia memintaku untuk mengajakmu ke mana pun ?”

“Kubilang aku akan menulis soal kisah ini..”

“..Aku sudah minta izin sutradara”

Polisi Jo memperingatkan karena ini adalah kasusnya maka Ms Ma harus bergegas melapor jika menemukan petunjuk, “Jika terpikirkan siapa pelakunya segera beritahu aku. Mengerti ?”

Ms Ma santai menyanggupi.


Di rumah sakit, Gi Baek yang sangat gelisah tak habis pikir apa yang sebenarnya telah disaksikan Jung Hee hingga kini membuat nyawanya terancam.

Sutradara Sung meminta Gi Baek tak membahas hal itu lagi.


Gi Baek lantas menanyakan masalah pemberhentian Jung Hee. Mi Young terperanjat kaget, “Berhenti ? Dia ?”

Sutaradara Sung melirik sekilas Mi Young, “Belum”


“Bagus. Mari lakukan sekarang. Tapi dia tidak bisa berhenti dari filmnya..”

“..Kita sudah berinvestasi jutaan dolar”, ucap Gi Baek

Mi Young seketika menyentak, “Lantas apa rencana anda ?!”


Gi Baek diam, Sutradara Sung menyahut, “Jika aku juga berhenti para investor tidak akan senang..”

“..Aku tetap akan menyutradarainya..”

“..Kita bisa memilih sutradara andal dan menalanjutkan syuting saat aku mundur sebagai sutradara utama”