Praise of Death Episode 5 Part 2 ~ by2206am

Praise of Death Episode 5 Part 2 ~ by2206am


Sim Deok bertemu Hong Ki, ia menceritakan kebenaran akan kisah cintanya, Hong Ki memaklumi, “Jangan merasa tidak enak..”

“..Aku mengerti. Hati ini terkadang keras kepala..”

“..Kau tidak bisa mengubahnya hanya dengan tekad..”

“..Aku hanya mengkhawatirkanmu..”

“..Pengumuman pertunangan kita sudah dicetak di surat kabar..”

“..Mungkin ini tidak terlalu mempengaruhiku..”

“..Tapi kau itu sangat terkenal dibanding dengan diriku dan kau juga seorang wanita”


“Itu adalah beban yang kutimpa jadi itu tidak bisa dihindari. Terima kasih atas pengertianmu”


“Jika kau mau berterima kasih bisakah kau membantuku ?..”

Sim Deok yang tadi menunduk langsung mengarahkan matanya ke arah lawan bicara. Hong Ki melanjutkan, “Jika seandainya kau kebetulan memikirkanku..”

“..Tolong berharap bahwa aku akan bertemu seseorang yang lebih baik darimu..”

“..Dan hidup bahagia selamanya. Lakukan itu untukku”

Canda Hong Ki mampu mengurangi suasana tegang. Sim Deok tersenyum mengiyakan.


“Akhirnya kau tersenyum juga ehee”


Pilihan gila untuk memutuskan Hong Ki mengakibatkan seluruh anggota berkumpul di ruang tamu. Ibu mengeluh, “Di mana kau akan mencari pria lain seperti dia lagi ?”

“Aku tidak mencintainya, aku tidak bisa”

Tuan Yun menghela nafas sementara adik – adiknya hanya mendengar tanpa berkomentar.


“Aku juga sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan rekaman Jepang..”

“..Aku akan menerima pembayaranku setelah rekaman selesai..”

“..Dengan uang itu, Seong Deok bisa belajar di luar negeri”, imbuh Sim Deok.

Ibu menanyakan nasib Gi Seong.


Sim Deok menatap Gi Seong, ia berjanji akan menanggung biaya sekolahnya juga tidak peduli apa pun yang terjadi, jadi dia hanya menyuruh adiknya untuk mempersiapkan diri pergi belajar ke luar negeri.

Gi Seong mengangguk.

Carpe Diem Bar

Atasan Sim Deok terlihat duduk bersantai dengan seorang pria kaya ditemani minuman alkohol.

Pria itu menanyakan tentang penandatanganan kontrak Sim Deok.

“Ya, Presdir sangat senang. Tapi belum lama ini dia mengunjungiku..”

“..Dia tanya apa aku bisa menaikkan uang gajinya”


“Apa dia sedang berjuang secara finansial ?”

“Dari yang kudengar keluarganya hampir tidak mampu.. ”

“..Selain itu, dia punya dua adik yang belajar musik..”

“..Dan dia harus membayar biaya sekolah mereka tanpa penghasilan tambahan. Seperti itulah kelihatannya”

Pria itu lanjut menanyakan perkiraan uang yang ditargetkan Sim Deok.

“Sekitar 600 won untuk biaya sekolah adik laki – lakinya di luar negeri. Kenapa bertanya ?”

“Aturkan pertemuan dengan nona Yun..”

“..Katakan padanya kalau aku menawarkan uang”.

Atasan terperanjat tak percaya.

“Aku sering mendukung seniman miskin yang berbakat..”

“..Mendengar kalau adiknya juga belajar musik membuatku ingin membantu..”

“..Orang yang berbakat seperti nona Yun..”

“..Seharusnya tidak menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkan masalah keuangan”


Atasan menanggapi jika Sim Deok pasti akan sangat senang mendengar berita mengejutkan ini. Pria itu tersenyum.





Tak membutuhkan waktu lama untuk menghembuskan informasi. Esoknya Sim Deok menjumpai Lee Yong Moon. Ia mengucap terima kasih, “Adik laki – lakiku ingin mengucapkan terima kasih juga”

“Hahahaaa.. Itu tidak perlu. Tapi tolong beritahukan ini padanya..”

“..Aku berharap dia bisa menjadi seorang seniman hebat..”

“..Yang memancarkan cahaya Joseon di seluruh dunia”

“Aku akan sampaikan itu padanya”

“Aku mengatakan hal itu  juga padamu”


Sim Deok sumringah, ia tidak tahu cara membalas kebaikan tuan Lee.

Tuan Lee memintanya sering – sering berkunjung untuk membiarkan dirinya mendengar nyanyian Sim Deok

Sim Deok mengiyakan tanpa curiga.

Tuan Lee kemudian menyuruhnya segera menuju stasiun penyiaran.


Setelah keluar gerbang kediaman tuan Lee, Sim Deok membungkuk hormat sambil menyunggingkan senyuman.


Di kantor Woo Jin mengadakan rapat perpisahan. Pegawai yang biasa menemaninya sedikit keberatan.

“Meski pun anda sudah menandatangani sebagian besar dokumen..”

“..Tidak mungkin bagi kami untuk menjalankan perusahaan tanpa anda”


“Ini hanya sebentar, ayahku akan segera memberi perintah..”

“..Tolong perhatikan perusahaan sampai saat itu”


Woo Jin mententeng koper meninggalkan bangunan yang selama ini menaungi hidupnya.

Langkahnya mantap, keputusannya bulat, jauh dari kata keraguan.


Jeom Hyo masuk ke ruang Woo Jin biasa menghabiskan waktu menulis sastra. Tatapannya pilu melihat laci yang tak lagi berisi.


Sementara Gi Seong yang baru keluar gedung pendidikan dengan senyum merekah tak sengaja mendengar teman – teman menggunjingkan kakaknya.

“Yun Sim Deok ? Benar dia ?”

“Em,, Di tengah malam dia keluar dari gerbang depan rumah Lee Yong Moon secara diam – diam dan melihat sekeliling..”

“..Ada banyak saksi yang melihatnya diam – diam meninggalkan rumah”


“Yaa,, Adikku bilang Yun Sim Deok menemui seorang pria dari keluarga kaya selain Lee Yong Moon..”

“..Pria itu mengetahui perselingkuhannya dengan Lee Yong Moon, hingga memanggilnya pelacur, bahkan menamparnya..”

“..Dia lalu menyuruhnya pergi ke Lee Yong Moon”


Kudengar Lee Yong Moon memberinya 600 won. Uang itu mungkin gaji untuk Yun Sim Deok karena menjual tubuh padanya”

Gi Seong tak tahan, tangannya mengepal, ia menghampiri perkumpulan, “Katakan sekali lagi !!!”


“Katakan itu lagi dasar berandal !!!!!!”.


Tanpa pikir panjang Gi Seong memukul salah satu pria. Akhirnya adu kekerasan tak terelakkan.